Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Capt. Soenaryo Yosopratomo

Direktur Indonesia Aviation and Aerospace Watch (IAAW), mantan Penerbang TNI AL, dan mantan Dirjen Perhubungan Udara

Menakar Ulang Kebijakan “Langit Terbuka” di Indonesia

Kompas.com - 07/11/2019, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Program pemerintah yang menambah jumlah bandar udara, memang akan mendukung transportasi udara secara lokal, regional maupun internasional. Hal ini penting untuk meningkatkan perekonomian, perdagangan, pemanfaatan jasa, serta mobilitas barang dan manusia.

Selain itu, pembangunan bandara juga akan menumbuhkan pariwisata yang ujungnya dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.

Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai, yang ada hubungannya dengan ketahanan nasional (national resilience).

Secara ideal, pembangunan bandara selayaknya merupakan cerminan dari peningkatan jumlah konsumen, karena ini yang akan menentukan model pengembangan bandara.

Dapat dijelaskan bahwa bandara merupakan bangunan yang menjadi tempat pertemuan antara beberapa pihak sehingga harus dibuat secara “custome made” dengan menempatkan penumpang sebagai subyek utama.

Sedangkan pihak maskapai menyediakan jasa angkutan yang sesuai dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen.

Pengelola bandara menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh operator dan penumpang/barang. Sementara, petugas lalu lintas udara menyediakan jasa layanan bagi maskapai demi kelancaran transportasi udara.

Pemerintah sebagai regulator mengatur dan mengawasi keseluruhan sistem tersebut demi tercapainya penerbangan yang aman, nyaman, selamat dengan biaya terjangkau bagi pengguna jasa.

Sisi Keselamatan

Dalam dunia penerbangan, khususnya penerbangan komersial, segi keselamatan menjadi acuan utama.

Prinsip zero error coba diterapkan oleh maskapai penyedia jasa layanan penerbangan. Melalui SOP yang ketat diharapkan tidak ada peluang kesalahan sedikitpun untuk mencapai standar keamanan yang baku.

Walaupun masih terdapat kemungkinan faktor luar seperti cuaca dan lain sebagainya, namun dengan prosedur operasional yang baku, kesalahan tersebut dapat diminimalkan. Sehingga dengan demikian prinsip zero error bisa diimplementasikan.

Hal lain adalah meminimalkan kesalahan sekecil mungkin. Dalam hal ini peran regulator melakukan pengawasan sangat penting.

Selain keselamatan selama penerbangan, dunia penerbangan juga perlu memperhatikan keselamatan dalam konteks yang lebih luas.

Selain inovasi pelayanan untuk menarik konsumen, pengembangan bisnis berupa pengembangan rute penerbangan juga penting untuk menopang kehidupan sebuah maskapai.

Sisi Ketahanan Negara "Langit Terbuka"

Namun juga perlu diingat bahwa penerbangan tidak hadir dalam ruang sosial dan politik yang hampa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com