Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Retaknya Garuda-Sriwijaya hingga Turun Tangannya Luhut dan Budi Karya

Kompas.com - 08/11/2019, 12:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Audit dilakukan bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait untung rugi perusahaan.

"Pihak Sriwijaya mengatakan utang malah tambah membengkak. Sementara Garuda Indonesia menganggap utang malah berkurang 18 persen. Ya sudah kita audit saja pakai BPKP," kata Yusril.

Hasil dari audit yang bakal keluar dalam 10 hari ke depan akan menentukan kelanjutan kerja sama antarkedua maskapai. Lebih lanjut, dirinya juga bakal bertanya kepada mayoritas pemegang saham Sriwijaya Air terkait keberlanjutan kerja sama.

Baca juga: Sriwijaya Mengaku Rekening Perusahaannya Diblokir Garuda Indonesia

"Itu (audit) akan kami lakukan segera, dan saya akan bertanya juga mayoritas suara di pemegang saham, apakah akan menerima keputusan ini untuk meneruskan kerja sama atau malah menghentikan," ucap dia.

Luhut dan Budi Karya Turun Tangan

Retaknya hubungan kerja sama antarkedua maskapai membuat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi turun tangan.

Budi dan Yusril terlihat menyambangi kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi untuk mengikuti rapat koordinasi kemarin siang dan baru keluar menjelang Kamis malam.

Saat hendak bergegas meninggalkan kantor, Luhut sempat menyampaikan hasil rapat koordinasi antar pihak Garuda dan Sriwijaya. Hasilnya diputuskan, hubungan business to business antara Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air akan berlangsung selama 3 bulan ke depan.

"Tadi kita sudah sepakat ditandatangani selama 3 bulan ke depan," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Kamis (7/11/2019).

Baca juga: Luhut Sebut Kerja Sama Garuda-Sriwijaya Berlanjut 3 Bulan

Luhut menuturkan, kerja sama dilanjutkan 3 bulan karena masih banyak masalah teknis yang belum selesai, seperti masalah utang.

"Karena ada yang punya utang ini, utang sana. Segala macam teknislah," ucapnya.

Terkait audit, Luhut menuturkan kedua belah pihak setuju untuk dilakukan audit bersama BPKP.

"Kemudian dilakukan audit terhadap kerja sama ini oleh BPKP. Kita berharap audit akan keluar hasilnya mungkin dalam seminggu atau 10 hari ke depan supaya kita bekerja jangan meraba-raba, bekerjanya hasilnya dari audit," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com