Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INDEF: Pinjaman Online Sumbang Rp 60 Triliun ke Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 11/11/2019, 14:44 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) bersama Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) membuat riset tentang kontribusi fintech peer to peer lending terhadap ekonomi Indonesia.

Hasil riset itu menunjukkan, fintech peer to peer lending alias pinjaman online (pinjol) menyumbang hingga Rp 60 triliun pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung.

"Fintech, yang masuk dalam 3 kategori ekonomi digital terbesar di ASEAN berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, fintech menyumbang Rp 60 triliun atau 0,458 persen pada PDB," kata peneliti INDEF Izzudin Al-Farras di Jakarta, Senin (11/11/2019).

Sebagai informasi, studi ini menganalisis 5 perusahaan pemberi pinjaman di Indonesia, antara lain GoPay Later, Shopee Pay Later, OVO Pay Later, Traveloka Pay Later, dan Kredivo.

Baca juga: Asosiasi: Fintech Peer To Peer Lending Sumbang Rp 60 Triliun ke Perekonomian RI

Adapun data sentimen negatif maupun positif diperoleh melalui media sosial twitter mulai tanggal 9 Oktober 2019 sampai 1 November 2019.

Farras mengatakan, terdapat 4 sektor jasa yang merasakan dampak besar dari kehadiran fintech.

Sebut saja jasa keuangan perbankan yang naik Rp 1,95 triliun, jasa dana pensiun naik Rp 3,32 triliun, jasa asuransi naik Rp 1,51 triliun, dan jasa lainnya naik Rp 1,87 triliun.

Selain meningkatkan PDB, hadirnya fintech juga mampu menyerap 362.312 tenaga kerja sehingga menurunkan angka kemiskinan hingga 0,7 persen.

"Tenaga kerja itu paling banyak diserap oleh sektor jasa keuangan sebanyak 9.791 jiwa, jasa dana pensiun sebanyak 14.620 jiwa, sektor jasa asuransi sebanyak 7.328 jiwa, dan sektor jasa lainnya seperti programmer, developer aplikasi sebesar 100.883 jiwa," jelas dia.

Baca juga: AFPI dan OJK Tunggu Fintech P2P Lending Kirim Data Nasabah

Farras menambahkan, pinjol juga memiliki peran terhadap peningkatan masyarakat, termasuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satunya terlihat dari peningkatan pendapatan untuk petani di desa sebesar 1,23 persen dan perdagangan di kota sebesar 2,59 persen.

Hal tersebut, kata Farras, sejalan dengan penetrasi fintech yang menyasar masyarakat unbankable sekaligus sejalan dengan perkembangan nilai pinjaman dalam data OJK.

Data OJK mencatat, nilai pinjaman melalui fintech mencapai Rp 44,8 triliun per Juni 2019. Jumlah transaksi peminjam menembus 9,7 juta akun.

Oleh karena itu, Farras memprediksi, kontribusi fintech bisa semakin meningkat hingga akhir tahun 2020.

"Kontribusi bisa lebih dari Rp 100 triliun. Sebab kami juga pernah menganalisis tahun lalu tentang dampak fintech terhadap ekonomi, kami yakin kontribusi Rp 100 triliun," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com