Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Capai 395,6 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 15/11/2019, 11:33 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2019 mencapai 395,6 miliar dollar AS atau setara Rp 5.562 triliun ( kurs Rp 14.061 per dollar AS).

Jumlah tersebut terdiri dari ULN publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar 197,1 miliar dollar AS, serta ULN swasta (termasuk BUMN) sebesar 198,5 miliar dollar AS.

ULN Indonesia tersebut naik 10,2 persen secara year on year (yoy), yang dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan ULN pemerintah di tengah perlambatan ULN swasta.

"Dalam rangka menjaga struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," tulis BI dalam keterangan rilisnya, Jumat (15/11/2019).

Baca juga: Bayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa Indonesia Turun

BI merinci, posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan III 2019 tercatat sebesar 194,4 miliar dollar AS atau tumbuh 10,3 persen (yoy), meningkat dari 9,1 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya. Sepanjang triwulan III 2019, investor nonresiden membukukan pembelian neto Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang cukup besar sehingga mendorong kenaikan ULN Pemerintah.

Perkembangan ini, menurut BI positif, karena mencerminkan kepercayaan investor yang tinggi terhadap prospek perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global, serta imbal hasil investasi aset keuangan domestik yang menarik

Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (19,0 persen dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,5 persen), sektor jasa pendidikan (16,0 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,3 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (13,7 persen).

Baca juga: Dikelola Garuda, Utang Sriwijaya Turun dan Laba Melonjak 149 Persen

Sementara, ULN swasta tumbuh melambat dari triwulan sebelumnya. Posisi ULN swasta pada akhir triwulan III 2019 tumbuh 10,4 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 11,3 persen (yoy). Perlambatan ULN swasta tersebut terutama disebabkan oleh penurunan ULN Bank.

Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,4 persen.

Dari segi rasio, ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan III 2019 tercatat sebesar 36,3 persen. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 88,1 persen dari total ULN.

"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," tulis BI.

Baca juga: Lagi, Pemerintah Kebanjiran Tawaran Utang Lewat SUN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com