BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Pertamina

Satu sampai Dua Tahun Lagi, Ini Rencana PHE ONWJ untuk Karawang

Kompas.com - 15/11/2019, 19:07 WIB
Sri Noviyanti,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Setelah berhasil menutup sumur YYA-1, Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) fokus untuk pemulihan dampak lingkungan dan sosial bagi masyarakat terdampak.

Lewat laman resminya, pihak Pertamina menyampaikan bahwa pemulihan dampak lingkungan dan sosial masyarakat dilakukan melalui berbagai program CSR dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama.

“PHE ONWJ beroperasi di lepas pantai Jawa Barat dan kami telah melakukan berbagai program untuk perbaikan kualitas lingkungan dan memandirikan masyarakat khususnya di wilayah pesisir. Hal ini kami buktikan dengan penghargaan PROPER Emas dari Kementrian Lingkungan Hidup pada tahun 2017 dan 2018. Pasca kejadian tumpahan minyak dari sumur YYA-1, kami tetap bertanggung jawab melaksanakan pemulihan di area terdampak,” ujar Vice President Relations Pertamina Hulu Energi, Ifki Sukarya.

Program pemulihan yang akan dijalankan tetap akan mengacu pada program lingkungan, kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan ekonomi yang menjadi pilar kegiatan tanggung jawab sosial PHE ONWJ.

Ifki menambahkan agar semua roadmap berjalan dengan lancar, PHE ONWJ juga bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, serta penggiat lingkungan hidup, untuk memulihkan kehidupan masyarakat pesisir menjadi lebih baik.

Beragam agenda terencana

Untuk merealisasikannya, Pertamina sudah punya beragam agenda yang merangkum empat bidang tadi. Agendanya sudah mulai dilakukan sejak kejadian sampai satu atau dua tahun lagi.

Saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/10/2019), Ifky menyatakan sesuai komitmen perusahaan, perihal penanganan dampak di bidang lingkungan hidup, misalnya, mereka akan melakukan penanaman dan pemeliharaan 83.000 mangrove di tiga wilayah.

Wilayah yang dimaksud, yakni Karawang, Bekasi dan Kepulauan Seribu. Pemulihan mangrove melibatkan kelompok masyarakat terdampak dan LSM serta stakeholder sebagai pelaku utama dalam pembibitan mangrove.

“Ke depan, PHE ONWJ akan menjadikan kawasan mangrove sebagai pusat wisata, karena itu masyarakat juga akan diberikan pelatihan usaha mangrove serta dibentuk kelompok-kelompok wisata,” tambah Ifki.

Beberapa waktu lalu PHE ONWJ pun sudah menggandeng Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat dengan meresmikan tempat wisata edukasi, Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) Pasir Putih, Rabu (23//10/2019).

Pada area sekitar 70 hektar bibir pantai di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, tersebut telah ditanami lebih dari 20 hektar mangrove oleh PHE ONWJ.

Pantai yang sebelumnya telah tergerus abrasi itu terus diupayakan untuk dipercantik dengan hijaunya tanaman mangrove.

Pendirian Pusat Restorasi Pembelajaran Mangrove (PRPM) itu pun diapresiasi Bupati Karawang, karena selain mempercantik kawasan pesisir Pasir Putih, adanya PRPM juga dapat meningkatkan taraf hidup warga seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan.

Ifky menambahkan, itu juga menunjukkan PHE ONWJ peduli akan penyelamatan alam pesisir.

Komitmen dan kepedulian yang sama, juga ditujukan pada Kepulauan Seribu. Bersama Pemerintah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, PHE melakukan coastal clean up atau bersih-bersih pantai dan area mangrove di Pulau Untung Jawa dan Pulau Lancang, Jumat (25/10/2019).

Management PHE, Bupati dan Wakil Bupati, serta masyarakat kompak bersama-sama turun untuk membersihkan pantai.

Selain mangrove, PHE ONWJ juga akan melakukan konservasi terumbu karang untuk menjaga ekosistem biota laut.

Saat ini, PHE ONWJ bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan LSM telah menyiapkan sekitar 804 modul Honai untuk konservasi terumbu karang.

“Untuk konservasi terumbu karang, akan dibangun Pusat Pelatihan Terumbu Karang yang ditujukan untuk para nelayan, pembudidaya serta masyarakat pesisir dan penggiat lingkungan hidup,” papar Ifki.

Di bidang kesehatan, PHE ONWJ bekerja sama dengan Pertamedika terus memberikan layanan kesehatan di wilayah terdampak dengan menerjunkan 10 dokter, 69 paramedik dan 5 ambulans yang tersebar di 10 Posko Kesehatan.

Secara kumulatif sejak dibuka layanan kesehatan, total masyarakat yang telah dilayani mencapai 32.640 pemeriksaan. Jumlah ini meliputi daily check-up pekerja dan relawan yang membantu membersihkan pesisir pantai, serta masyarakat umum yang ingin mengecek kesehatan mereka.

Kondisi Sumur YYA-1 PHE ONWJ per 21 September 2019.Dok Humas Pertamina Kondisi Sumur YYA-1 PHE ONWJ per 21 September 2019.

“Setelah memasuki masa pemulihan, beberapa posko kesehatan yang tersebar di sejumlah titik kini kami pusatkan di Pusat Komando dan Kendali (Puskodal) di Pusaka Jaya Utara dan Ciwaru. Tenaga medis yang terdiri dari dokter, paramedic, serta ambulance tetap kami siagakan sehingga masyarakat tetap bisa terlayani,” jelas Ifky.

Program kesehatan tak hanya dilakukan di posko, tetapi juga dilaksanakan di Posyandu dengan tujuan membantu meningkatkan kesehatan ibu hamil dan balita. PHE ONWJ bekerja sama dengan bidan desa, puskesmas, dan 20 posyandu di Desa Cemara Jaya, memberikan total 320 paket makanan tambahan bergizi serta pemeriksaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Program penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, dan pemberian makanan tambahan melalui posyandu akan dijalankan di desa terdampak lainnya.

Selain itu di bidang pendidikan, PHE ONWJ melakukan upaya promosi kesehatan dan pemberian bantuan perlengkapan sekolah dasar di Desa terdampak seperti Desa Sedari, Desa Cemarajaya, Desa Muara Baru, dan Sungai Buntu serta Tambak Sari.

PHE ONWJ juga telah membangun berbagai sarana air minum untuk membantu wilayah terpencil yang masih kesulitan akses terhadap air bersih,” imbuh Ifki.

Selain itu, PHE ONWJ juga akan terus membantu meningkatkan berbagai sarana dan prasarana pendidikan serta infrastruktur lainnya yang dibutuhkan warga.

Untuk mendukung pemulihan ekonomi, sebagai tahap awal, telah memulai proses pencairan dana kompensasi. Pada bulan November atau awal Desember, mereka berharap sudah bisa memberikan kompensasi penuh sesuai perhitungan tim yang saat ini sedang bekerja.

“PHE ONWJ juga akan terus meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir di wilayah terdampak dengan berbagai program kemitraan agar kehidupan ekonomi masyarakat menjadi lebih sejahtera,” kata Ifki lagi.

Tak berhenti sampai di situ, paska pemulihan, Pertamina akan menjalankan dan melakukan monitoring program yang telah disusun pada tahap paska-pemulihan menjadi program berkelanjutan.

 

 


komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com