JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, potensi nilai investasi Uni Emirat Arab (UEA) di Indonesia mencapai 163 miliar dollar AS, atau setara Rp 2.282 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS).
Ia menyebut nilai investasi itu akan tersebar pada empat sektor yakni energi, periwisata, infrastruktur dan hilirisasi.
"Jadi, angka yang sangat besar sekali," ujar Luhut ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Jumat (15/11/2019).
Baca juga: UEA dan Softbank Janji Tanam Modal, Menkeu Optimistis Investasi Bakal Tumbuh
Mantan Komandan Satgas Tempur Khusus Koppasus di Timor Timur itu mengatakan, nilai investasi fantastis itu bisa masuk ke Indonesia secara bertahap dalam 4 tahun ke depan atau hingga 2023 mendatang.
Luhut menyebut, dari sekian banyak dana investasi yang akan masuk dari UAE, sektor energi paling mendapatkan suntikan terbesar.
"Untuk energi hampir 50 persen, hilirisasi ada 23-25 persen. Angka sementara ini, berkembang ke atas bukan ke bawah itu 163 miliar dollar AS, kalau saya enggak salah angkanya. Sekarang kami tajamin satu-satu dengan Pak Bahlil (Kepala BKPM) tadi," kata dia.
Pemerintah yakin dengan diterapkannya omnibuslaw, maka akan memudahkan pihak investor berinvestasi di Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia gencar menawarkan berbagai macam sektor kepada investor asing.
Baca juga: Uni Emirat Arab Bakal Bangun Perkebunan Buah Seluas 100.000 Hektar di Kalteng
"Badalah Adnoc (Abu Dhabi National Oil Company) dari Abu Dhabi mau masuk itu angkanya bisa 14 miliar dollar AS. Jadi, itu masuk lagi, dari 6 miliar dollar AS jadi 8 miliar dollar AS. Karena presiden sudah kasih perintah dengan menggunakan tadi omnibuslaw, kami akan jalan jauh lebih cepat daripada tahun-tahun lalu," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, pertemuan hari ini membahas masalah sinkronisasi terhadap potensi investasi yang akan dilakukan tahun 2020.
Beberapa waktu lalu, BKPM melaporkan kepada Presiden Joko Widodo bahwa nilai investasi yang eksisting terdaftar di lembaganya sudah ada Rp 700 triliun.
"Tetapi, kami lihat dari perpaduan data yang tadi itu juga ada potensi untuk bisa sampai Rp 1.000 triliun lebih. Angka-angka pastinya nanti setelah ada izinnya sudah masuk, baru kami umumkan. Tapi yang jelas, investasinya di atas Rp 1.000 triliun," kata dia.
Baca juga: Luhut: Kalau Perlu Ditenggelamkan, Ya Ditenggelamkan...
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.