Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Jouska: Investasi Bukan soal Imbal Hasil, tetapi....

Kompas.com - 17/11/2019, 10:54 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai berinvestasi kadang bukan hal yang mudah. Apalagi, risiko besar kerap harus dihadapi demi memperoleh keuntungan.

CEO dan pendiri perusahaan penyedia aplikasi keuangan Jouska Financial Adviser Aakar Abyasa Fidzuno mengatakan, bagi investor pemula, selain keuntungan, harus melihat aspek lain agar terhindar dari risiko besar.

"Sekali lagi, investment is not about return, but safety first," kata Aakar ketika ditemui di Jakarta, Sabtu (16/11/2019).

Oleh karena itu, dia mempromosikan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Green Sukuk kepada para investor terutama milenial. Sebab, sukuk ini sudah dipastikan risikonya dijamin oleh pemerintah.

 

Baca juga: Ini Tips Terhindar dari Investasi Syariah Bodong

Sekaligus mengingatkan maraknya investasi bodong yang terjadi dengan menggunakan sistem syariah.

"Secara layer, SBN nomor satu teraman secara legal. Karena dilindungi undang-undang, kemudian dijamin deposito oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)," ujarnya.

Aakar menegaskan, SBN ini sangat penting bagi golongan milenial. Dengan alasan, SBN jika dibeli, selayaknya membiayai diri si investor itu sendiri.

"Actually, kita beli Surat Berharga Negara itu kita enggak minjamin ke siapa-siapa. Karena underline-nya aset negara dan juga project," katanya.

Lantas, dari mana keuntungan yang diperoleh para investor pembeli SBN?

Menurutnya, aset pengembaliannya bersumber setelah proyek negara tersebut menghasilkan pendapatan.

Baca juga: Green Sukuk Minimal Rp 1 Juta Dianggap Mahal, Ini Kata Kemenkeu

"Sekali lagi, semua bentuk SBN including sukuk ini urgent banget buat kita. Ini tanda kutip, negara lagi teriak 'help'. Soalnya, government butuh dana, selain dari penerimaan pajak. Kalau kita lihat lima tahun terakhir, pajak ini naiknya ampun-ampunan. Dan terakhir yang paling baru, naikin cukai rokok. Karena negara ini butuh duit," ucapnya.

Pemerintah menawarkan opsi kepada masyarakat dengan tujuan membantu negara. Aakar menyebut dua opsi yang ditawarkan oleh pemerintah, yakni menawarkan SBN atau menaikkan beban pajak kepada masyarakat.

"Pilih mana, pilih minjamin mereka dikasih return atau kita pilih bayar dan naikin pajak. Atau kalau kita nggak mau, Pak Luky (Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman) tawarkan global bond. Indonesia itu very sexy lho buat internasional," sebut Aakar.

Ia memberi contoh Jepang. Salah satu negara maju ini secara keuangan sudah terlepas dari pinjaman asing. Dia berharap, masyarakat Indonesia bisa meniru Jepang dalam hal membantu keuangan negara.

"Istilahnya kalau kita mandiri, karena negara-negara top five itu kan mandiri secara finansial, kayak Jepang yang masyarakatnya gotong royong membayarkan utang," katanya.

Baca juga: Lagi, Pemerintah Kebanjiran Tawaran Utang Lewat SUN

Pemerintah menawarkan Green Sukuk seri ST006 yang dana investasi diperoleh akan disalurkan untuk membantu membenahi lingkungan hidup.bFokusnya, menghindari pemakaian limbah plastik.

Green Sukuk ST006 ini ditawarkan melalui online dengan penawaran minimal Rp 1 juta. Masa penawaran seri tersebut akan berakhir pada 21 November 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com