Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang, Faktor Trump Bikin China Pesimistis

Kompas.com - 19/11/2019, 09:44 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

BEIJING, KOMPAS.com - Beijing dikabarkan pesimistis terkait kesepakatan untuk mengakhiri perang dengan Amerika Serikat (AS). Hal ini karena Presiden AS Donald Trump yang masih enggan untuk penghapusan tarif. Padahal sebelumnya AS sudah menyetujui penghapusan bea masuk untuk produk China.

Demikian seperti dilansir CNBC, Selasa (19/11/2019), mengutip sumber di pemerintahan China.

AS dan China sepakat untuk menandatangai nota kesepakatan dangan fase satu pada Oktober 2019, namun dimundurkan hingga Desember 2019. China juga sudah mendorong penghapusan bea tambahan yang dikenakan pada produk masing-masing dalam fase yang berbeda, sebagai bagian dari kesepakatan.

Baca juga: Perang Dagang, Trump Kembali Sentil China dan Menyalahkan Obama

Juru bicara Departemen Perdagangan China Gao Feng mengatakan, awal bulan ini kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan tentang kenaikan tarif.

Namun hal berbeda justru disampaikan Trump. Dia mengatakan, dirinya belum setuju untuk membatalkan tarif barang-barang China.

Hal ini jelas sangat mengecewakan China dan mengurangi harapan tentang resolusi kesepakatan keduanya. China melihat dengan cermat situasi politik di AS termasuk rencana sidang dakwaan terhadap Trump dan pemilihan presiden.

Pemerintahan China juga cukup bingung dengan hal ini dan berpikir apakah ada cara yang bisa dilakukan selain menunggu, karena masih belum jelas masa jabatan yang akan dipegang Trump dalam beberapa bulan ke depan.

“Ada ketidaksepakatan atas masalah seperti jumlah pembelian pertanian tertentu. Dan orang China menentang karena sebagian dari mereka akan mengalami risiko untuk mengasingkan mitra dagang lainnya,” kata sumber pemerintahan China.

Baca juga: Perang Dagang, AS-China Akhirnya Capai Kesepakatan

Perang dagang antara dua negara ekonomi terbesar di dunia ini telah berlangsung selama hampir dua tahun. Pemerintahan Trump telah mengenakan tarif lebih dari 500 miliar dollar AS pada barang-barang China, sementara Beijing telah mengenakan bea sekitar 110 miliar dollar AS pada produk-produk Amerika.

Pada akhir pekan Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa kedua belah pihak sudah menjalankan diskusi konstruktif tentang keprihatinan dari negara masing-masing dan setuju untuk tetap berhubungan erat.

Sementara itu, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa kedua negara semakin dekat untuk mencapai kesepakatan perdagangan.

Baca juga: 37 Ekonom Minta AS-China Ciptakan Jalur Alternatif dalam Perang Dagang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com