Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan Menjabat, Erick Thohir Bongkar Pasang Pejabat BUMN

Kompas.com - 19/11/2019, 11:42 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir satu bulan menjabat, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bergerak cepat.

Ia membongkar pasang jabatan yang ada di lingkungan kerjanya maupun perseroan. Tugas dia dimulai dengan memanggil beberapa kandidat yang bakal mengisi jabatan vital di perseroan milik BUMN.

Kandidat itu di antaranya mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (BTP) atau biasa disapa Ahok, kemudian ada Chandra Hamzah, mantan Komisioner KPK, pada Senin (18/11/2019) di Kementerian BUMN.

Selain itu, rencana mengisi jabatan di BUMN, Erick memberi kejutan. Ia merombak habis pejabat eselon I Kementerian BUMN.

Baca juga: Erick Thohir Sapu Bersih Seluruh Eselon I Kementerian BUMN

Kompas.com telah merangkum sejumlah gebrakan Erick Thohir dalam menjalankan tugasnya mengikuti arahan visi dari Presiden Joko Widodo.

1. Mantan petinggi KPK ditawari jabatan di BUMN

Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Chandra Hamzah, menghadiri undangan pertemuan secara pribadi oleh Erick Thohir.

Dalam pertemuan itu, Erick didampingi kedua Wamen BUMN, yakni Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo. Undangan ia terima melalui pesan singkat WhatsApp. Namun, tujuan dari undangan tersebut tidak dijelaskan secara spesifik.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam tersebut, Chandra menegaskan, tidak menyinggung soal jabatan.

"Tebak-tebak buah manggis. Tidak ada bicara posisi atau jabatan," katanya ditemui seusai pertemuan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/11/2019).

Baca juga: Chandra Hamzah soal Jabatan di BUMN: Tebak-tebak Buah Manggis

2. Erick Thohir sapu bersih pejabat di Kementerian BUMN

Erick Thohir mulai merestrukturisasi para penjabat di Kementerian BUMN. Langkahnya yakni dengan sapu bersih semua pejabat eselon I di kementerian yang ia pimpin.

Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, tujuh pejabat eselon I Kementerian BUMN itu akan dialihkan menjadi direksi di sejumlah perusahaan pelat merah. Saat ini enam di antaranya sudah alih jabatan.

"Perlu ada penyegaran dari teman-teman deputi itu bahwa mereka sebagian berasal dari korporasi juga," ujarnya di Jakarta, Senin (18/11/2019).

Enam deputi dan satu sekretaris Kementerian BUMN dianggap mampu membenahi kinerja perusahaan BUMN. BUMN diharapkan bisa mencapai target pembenahan kinerja perusahaan sesuai indikator kinerja utama (Key Performance Indicator/KPI).

Baca juga: Erick Thohir Sapu Bersih Seluruh Eselon I Kementerian BUMN

3. Benahi perseroan, pejabat eselon I BUMN jadi direksi

Erick pun kabarnya merombak jabatan deputi yang ada di Kementerian BUMN saat ini.

Dalam restrukturisasi jabatan tersebut, nantinya beberapa para pejabat deputi akan menjabat sebagai direksi perusahaan-perusahaan pelat merah. Namun, nama-nama penjabat deputi tersebut masih dalam proses.

"Tadinya deputi ini sudah lama di sini, mungkin bisa kita refresh ke perusahaan. Kita harapkan mereka mau untuk memegang perusahaan BUMN," ujar Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.

4. Erick Thohir butuh kerja sama tim yang solid

Erick pun mulai menjalankan misi Presiden Joko Widodo mengenai penciptaan birokrasi yang efektif dan efisien. Hal ini dilakukan dengan perombakan jajaran pejabat di Kementerian BUMN.

"Untuk mengelola aset sebesar Rp 8.200 triliun itu, saya perlu teamwork yang kompak, yang diisi dengan orang-orang yang bukan hanya cerdas, tetapi juga akhlak yang baik," kata Erick melalui keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin.

Review serta efisiensi untuk pegawai di bawahnya juga akan segera dilaksanakan untuk mempercepat gerakan dalam membangun BUMN yang positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com