Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Persen Masyarakat Tak Mampu Akses Layanan Keuangan dalam Radius 5 Km

Kompas.com - 19/11/2019, 12:43 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Hingga saat ini, masyarakat yang dapat mengakses layanan keuangan atau perbankan hanya 87 persen dari total populasi Indonesia.

Sisanya, yakni 13 persen tidak dapat mengakses keuangan.

Hal ini menjadi konsern bagi pemerintah dan pihak pengembangan l teknologi finansial (fintech) untuk gencar meningkatkan edukasi bagi masyarakat Indonesia.

Menurut Iskandar Simorangkir selaku Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, hambatan yang terjadi adalah sebagian responden tidak tahu bagaimana cara menghubungi agen perbankan.

Baca juga: Inklusi Keuangan Indonesia Naik Jadi 76,19 Persen

“Survei terkini ada 44,3 persen responden yang tidak tahu bagaimana cara menghubungi agen. Kondisi ini dapat berimbas pada rendahnya jumlah transaksi melaui agen, kerena agen merasa imbal hasil yang mereka dapatkan tergolong rendah,” kata Iskandar saat ditemui di Hotel Grand Hyatt Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2019).

Dalam sambutannya, masyarakat yang berpendidikan rendah mengeluhkan sulitnya ketika hatus mengisi formulir dengan jumlah 23 kolom.

Ini kemudian menjadi ide untuk mempermudah masyarakat mengakses perbankan dengan cepat dan mudah.

“Inilah yang kami mau untuk membantu, dengan e-KTP dimana hanya dengan cap jari akan muncul pertanyaan dari sitem apakah Anda mau membuka rekening bank atau tidak, ini akan mempercepat target inklusi keuangan,” jelas Iskandar.

Penggunaan KTP elektronik untuk membuat rekening bank sebelumnya sudah dijalankan terlebih dahulu di India.

Bahkan, hanya dengan 5 detik saja pembuatan akun perbankan sudah bisa dilakukan. Berangkat dari hal itu, pemerintah berupaya meningkatkan inklusi keuangan dengan memudahkan masyarakat.

Baca juga: Literasi Keuangan Sejak Dini Sama Pentingnya dengan Pendidikan Formal

Davids Tjhin selaku MD & Partner, Boston Consultin Group mengatakan bahwa dengan kemunculan Laku Pandai tahun 2015 agen perbankan terus bertumbuh.

Dimana agen perbankan terus membantu masyarakat untuk memiliki akun perbankan yang kelak akan memudahkan proses transaksi perbankan mereka.

“87 persen populasi bisa mengakses layanan keuangan dari radius 5 km dari tempat tinggal. Sementara 13 persen masih banyak juga yang belum tahu agen ini. Maka tindakan intervensi bisa terarah,” ungkap Tjhin.

Ia mengatakan bahwa agen bank sangat diperlukan kerena bisa menjangkau daerah terpencil. Inilah yang dilakukan negara-negara berkembang lainnya untuk meningkatkan layanan digital mereka melalui agen perbankan.

“Konsumen lebih nyaman untuk mengakses sistem keuangan dengan layanan digital dan ini yang dilakukan negara dalam meningkatkan penggunaan finansial teknologi,” katanya.

Baca juga: Hingga Juni 2019, Nasabah Rekening Laku Pandai Capai 24 Juta Lebih

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa potensi ekspansi teknologi finansial masih jauh layaknya Kenya, Bangadesh dan India. Padahal Indonesia pertumbuhan ekonominya lebih baik. Maka ada beberapa hal yang perlu dikakukan.

“Agar bisa berkembang dan bisa berkelanjutan maka sistemnya harus menguntungkan bagi pihak yang terlibat,” jelas Tjhin.

Adapun Iskandar mengatakan, tahun depan inklusi keuangan atau akses perbankan akan ditargetkan naik tipis 2 persen dimana target tahun ini berada pada kisaran 70 persen.

Menurutnya saat ini sudah inklusi keuangan sudah dibatas jenuh, sehingga untuk memaksimalkan lagi target inklusi di tahun 2020 dengan proyeksi tinggi cukup sulit.

“Tahun depan kita enggak banyak naiknya, hanya 2 persen saja sekitar 75 persen,” ungkap Iskandar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com