Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Keunggulan Mutiara Laut Selatan Indonesia Ketimbang Mutiara Lain

Kompas.com - 21/11/2019, 21:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia merupakan penghasil utama jenis Mutiara Laut Selatan (South Sea Pearl). Bahkan, menurut Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi), Indonesia telah menempati posisi ke-3 perdagangan mutiara di dunia.

Mutiara yang diperoleh dari spesies kerang Pinctada maxima itu digadang-gadang memiliki kualitas jauh di atas rata-rata mutiara lain, seperti mutiara air tawar (freshwater pearl) andalan China dan mutiara hitam (mutiara Tahiti).

Ketua Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi), Anthony Tanios membeberkan keunggulan mutiara budidaya asal Indonesia itu. Dia bilang, warna mutiara Laut Selatan lebih berkilau dan keemasan dibanding mutiara air tawar. Sebab, dibudidayakan langsung di air asin.

Baca juga: Pusat Budidaya Mutiara Dijadikan Objek Wisata, Pelaku Usaha Khawatir

Kilaunya juga tak kalah cantik dengan mutiara hitam yang terlihat lebih eksotis. Apalagi, hitam kerap disandingkan dengan warna duka.

"Jadi enggak bagus lah. Karena di Jepang kalau ada kedukaan pakai hitam. Apalagi orang Chinese itu enggak suka. Ini ada suka siapa ini? Kan enggak enak (dipakainya)," kata Anthony di Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Karena dibudidayakan di air asin, kata Anthony, Mutiara Laut Selatan kadarnya pun jauh berbeda dengan mutiara pada umumnya. Mutiara Laut Selatan merupakan mutiara paling tahan lama. Karena untuk menghasilkan 1 butir saja, memakan waktu budidaya minimal 2 tahun.

Baca juga: Bhima: Ahok Masuk BUMN Pasti Bukan karena Pertimbangan Ekonomi, tapi Politik

Berbanding jauh dengan mutiara air tawar yang hanya memakan waktu sekitar 6 bulan, yang bisa menghasilkan beberapa butir mutiara dalam satu kerang.

"Masa piaranya itu dua tahun. Coba saja kalau digigit itu enggak akan kenapa-napa. Kalau freshwater (mutiara air tawar) digigit bisa terkelupas bahkan pecah. Jadi sangat-sangat beda. Kalau dipegang sangat ringan," beber Anthony.

Karena keunggulan-keunggulan itu, wajar saja harganya pun lebih mahal. Anthony menyebut harga kalung untai mutiara bisa mencapai 3.000-6.000 dollar AS atau sekitar Rp 40-80 juta.

Baca juga: Lion Air Dikabarkan Tunda IPO, Ini Kata OJK

Namun karena mahalnya harga, banyak wilayah Indonesia dibanjiri oleh komoditas mutiara air tawar yang harganya jauh lebih murah. Hal itu membuat mutiara lokal tak mampu bersaing.

Apalagi, konsumen pencinta mutiara masih banyak yang belum teredukasi kadar mutiara yang bagus dan mahal. Padahal, mutiara air tawar telah diolah sedemikian rupa sehingga mungkin saja menghilangkan keunikan mutiara itu sendiri.

"Makanya kami juga ngomong sama pemerintah, kalau mereka (freshwater pearl) masuk ya dikenakan bea masuk supaya imbang. Supaya fair jadi harga bisa bersaing," pungkas Anthony.

Baca juga: Cerita Buwas Urus Beras, Maju Mundur Kena...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com