Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Keamanan Siber Diprediksi Bakal Tumbuh di Indonesia

Kompas.com - 22/11/2019, 06:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis keamanan siber (cyber security) diyakini segera booming di Indonesia.

Ini menyusul makin pesatnya perkembangan digital transformasi di Tanah Air. Seluruh perusahaan di Indonesia telah berlomba-lomba untuk mengadopsi transformasi dgital, sehingga dibutuhkan layanan untuk melindungi data digital.

Cyber security service itu agak aneh. Di seluruh dunia sedang booming business, sementara di Indonesia masih awal-awalnya. Ini saya yakin akan segera booming, dengan semua perusahaan masuk ke digital, pasti peluang hacker meningkat. Jadi cyber security sangat penting,” kata Erik Meijer, President Director Telkomtelstra, dalam keterangannya, Jumat (22/11/2019).

Menurut Meijer, pihaknya juga memiliki layanan keamanan siber yang baru dengan strategi integrasi ke operation center Telkom.

Baca juga: Dukung Ekonomi Digital, Keamanan Siber Harus Ditingkatkan

“Itu dulu hanya dipakai untuk keperluan Telkom sendiri, sekarang sudah bisa digunakan oleh semua perusahaan. Itu canggih sekali. Bisa mendeteksi semua ancaman digital yang masuk kepada peralatan dan jaringan dari perusahaan tertentu,” paparnya.

Terkait dengan kesuksesan dalam pengembalian investasi digital, Meijer menilai tidaklah mudah menentukan pengembalian investasi (return on investment/RoI) untuk pengeluaran teknologi. Sebba, ini merupakan proses kompleks yang tergantung pada persyaratan bisnis tertentu.

Sementara itu, Mevira Munindra, Heads of Operations IDC Indonesia, menyatakan transformasi digital adalah sebuah perjalanan transformasi bisnis. Transformasi digital selanjutnya atau Digital Transformation (DX) 2.0 akan berbasiskan data.

IDC memperkirakan pada tahun 2022, 50 persen perusahaan di Indonesia akan membentuk digital-native platforms dengan Cloud, Mobility dan Big Data & Analytic sebagai teknologi utama untuk bisa bertahan dan berkompetisi di pasar ekonomi digital.

Baca juga: Cegah Pencurian Data, Keamanan Siber Harus Ditingkatkan

Seiring pesatnya perkembangan transformasi digital, menurut dia, terdapat empat tantangan utama yang perlu diperhatikan di Indonesia. Sekitar 70 persen responden yang disurvei IDC menilai peta jalan strategis untuk investasi digital merupakan tantangan utama.

Kemudian disusul mengembangkan kemampuan dan keterampilan digital (65 persen), membangun struktur organisasi yang tepat (65 persen), dan menemukan key performance indicators (KPI) untuk mengukur kesuksesan digital (45 persen).

“Pada 2023, 80% entitas di Asia Pasifik akan menggabungkan KPI digital baru, yang berfokus pada tingkat inovasi produk/layanan, kapitalisasi data, dan pengalaman karyawan, untuk menavigasi ekonomi digital,” kata Mevira.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com