Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
William Henley
Pendiri Indosterling Capital

Pendiri Indosterling Capital

Mewujudkan Cita-cita Poros Maritim Dunia

Kompas.com - 25/11/2019, 10:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor M Latief

Mengapa itu bisa terjadi?

Perlu diingat, bahwa pelabuhan Indonesia di sepanjang Selat Melaka belum memiliki fasilitas bongkar muat kontainer yang mampu menghasilkan pelayanan optimal disertai tarif yang kompetitif.

Salah satu pelabuhan yang punya peluang besar meraup keuntungan adalah Pelabuhan Tanjung Buton di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Letaknya begitu strategis bukan hanya karena dekat dengan Selat Malaka, melainkan juga Batam yang notabene hanya berjarak sepelemparan batu dari Singapura.

Akan tetapi, sebuah peristiwa memilukan hadir beberapa waktu lalu. Pada September 2019 operasional Pelabuhan Tanjung Buton ditutup akibat ada kerusakan di tiang penyangga dermaga.

Ini sungguh memprihatinkan! Penutupan operasional pelabuhan itu merupakan bukti riil pelabuhan-pelabuhan di sekitar Selat Malaka belum dimaksimalkan secara seksama.

Lebih fokus

Jokowi memang tidak secara spesifik menyinggung visi poros maritim dunia dalam pidato-pidatonya jelang dan setelah periode kedua kepemimpinannya dimulai. Sebutlah misalnya pada pidato tertanggal 14 Juli 2019.

Saat itu Jokowi menyebut 5 agenda pembangunan prioritas yang akan dijalankan dalam 5 tahun ke depan selama pemerintahan kedua, yaitu pembangunan infrastruktur; pembangunan sumberdaya manusia; mengundang investasi seluas-luasnya; melakukan reformasi birokrasi; dan menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran.

Hal itu sempat menuai kritikan dari sejumlah lembaga. Namun, bisa kita nilai bahwa komitmen itu tetap ada.

Ya, salah satu indikatornya adalah masih ada kementerian yang secara khusus menangani urusan kemaritiman, walau kini nomenklaturnya berubah menjadi Kemenko Kemaritiman dan Investasi.

Pucuk pimpinan tertingginya masih sama, yaitu Luhut Binsar Pandjaitan. Namun, berkaca dari periode pertama lalu, ada isu ketidakkompakan di antara kementerian-kementerian yang berada di bawah lingkup Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Tanpa perlu dijabarkan di sini, pembaca tentu mahfum soal hal itu. Oleh karena itu, harapan yang pertama dan utama tentu adalah harmoni pada periode kedua ini.

Urusan ini tentu tidak akan sulit. Sebab, yang diperlukan hanya komunikasi secara terbuka di antara para menteri di bawah lingkup Kemenko Kemaritiman dan Investasi.

Kapasitas Luhut sebagai menteri serba bisa sehingga fungsi investasi dibebankan kepada purnawirawan tentara itu sudah menjadi bukti sahih.

Kembali kepada kisah Pelabuhan Tanjung Buton di atas, pemerintah perlu menjadikan peningkatan kapasitas pelabuhan-pelabuhan di sepanjang Selat Malaka sebagai fokus pembenahan. Jangan lagi ada isu kerusakan dermaga yang menimpa pelabuhan, sebab ini adalah cerminan negatif terhadap investor.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com