Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: Kesehatan Ekonomi China Penting untuk Dunia

Kompas.com - 25/11/2019, 14:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyatakan, China telah menjadi mesin utama perekonomian dunia.

Dengan demikian, kesehatan ekonomi China memberikan dampak yang besar secara global.

Dilansir dari The Star yang mengutip Xinhua, Senin (25/11/2019), Georgieva menjelaskan, ekonomi dunia berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai pertumbuhan terendah dalam satu dekade terakhir.

Namun, pertumbuhan ekonomi China masih dalam kisaran target meski melambat, ujar Georgieva.

Pengganti Christine Lagarde ini pun menyoroti langkah-langkah yang diambil pemerintah China untuk mendongkrak perekonomian, seperti pemangkasan pajak dan biaya, penurunan suku bunga, dan reformasi struktural di sisi pasokan. Menurut Georgieva, langkah-langkah itu bagus untuk pertumbuhan ekonomi saat ini dan daya saing China di masa mendatang.

Baca juga: China Sebut AS sebagai Sumber Ketidakstabilan Terbesar di Dunia

"Apa yang telah dilakukan China adalah tepat seperti rekomendasi IMF," terang Georgieva.

Pada Oktober 2019 lalu, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3 persen pada tahun ini. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak krisis keuangan global pada tahun 2008.

"Apa yang kita lihat saat ini adalah pertumbuhan produktivitas yang rendah," ujar Georgieva.

Adapun Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyatakan perdagangan barang secara global diprediksi terus berada di bawah tren pada kuartal IV 2019. Ini disebabkan kenaikan tarif.

"Ketegangan perang dagang telah memengaruhi keyakinan. Ketidakpastian adalah musuh terbesar investasi," ungkap Georgieva.

Menurut dia, apabila ketegangan perang dagang bisa diselesaikan dengan diskusi-diskusi yang konstruktif, maka keyakinan bisnis akan kembali.

Baca juga: Dalam Pertemuan dengan Kabinet Presiden, Trump Kembali Ancam China

Georgieva juga menekankan perlunya mengadaptasi sistem perdagangan multilateral. Adapun aturan-aturan harus sejalan dengan realita bisnis dan perkembangan teknikal.

Berbicara mengenai tantangan yang dihadapi di era globalisasi, Georgieva menyatakan pesatnya perubahan di sektor teknologi dan rantai pasok global telah menambah kekhawatiran. Akibatnya, pemerintah dan lembaga seperti IMF harus lebih banyak memperhatikan masyarakat yang tertinggal dan mengambil tindakan sebagai bantalan sosial.

"Ada banyak tantangan yang tidak bisa dihadapi sendiri oleh negara. Jadi, rasa komunitas global sangatlah penting," sebut Georgieva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com