Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Kredit Bank Seret dan Likuiditas Ketat hingga Tahun Depan

Kompas.com - 25/11/2019, 16:51 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) memprediksi pertumbuhan kredit perbankan pada 2020 mendatang masih akan tertekan.

Ketua Umum Himbara yang sekaligus Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (KOMPAS100: BBRI) Sunarso mengatakan, ketidakpastian ekonomi global dan domestik masih menjadi pemicu rendahnya permintaan dan penyaluran kredit perbankan hingga tahun depan.

Tahun depan, Sunarso memproyeksi kredit akan tumbuh 10 sampai 12 persen. Sementara untuk tahun ini, pertumbuhan kredit diproyeksi berada di kisaran 9 hingga 11 persen secara tahunan (year on year/yoy).

"Pertumbuhan kredit masih bisa tumhuh industri 10 sampai 12 persen," ujar Sunarso ketika memberi keterangan di depan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Baca juga: Menurut BI, Ini Penyebab Pertumbuhan Kredit Melambat

Adapun di sisi lain, imbuh Sunarso, pertumbuhan simpanan di perbankan hanya tumbuh dikisaran 6,5 persen hingga 10 persen tahun depan.

Sementara untuk tahun ini pertumbuhan simpanan hanya berada di kisaran 7 hingga 9 persen.

Hal serupa diungkapkan oleh Ketua Umum Perbanas Tigor Siahaan yang juga menjabat Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Tigor mengatakan, pertumbuhan simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) yang lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan kredit berimbas pada ketatnya likuiditas di industri perbankan. Hal tersebut tercermin dari rasio penyaluran kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) yang saat ini berada di kisaran 94 persen hingga 95 persen.

"Likuiditas pengetatannya sudah terasa dan growth kredit melambat tapi lebih lambat lagi di DPKnya. Perlambatan (penyaluran kredit) terjadi hampir di semua sektor usaha," ujar dia dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: Disindir Jokowi Soal Bunga Kredit, Ini Kata Bankir

Selama ini, dorongan terhadap penyaluran kredit didukung oleh penyaluran kredit di sektor infrastruktur yang didorong oleh program pembangunan pemerintah dalam empat hingga lima tahun terakhir.

Tigor mengatakan, seretnya perlambatan pertumbuhan kredit lebih terlihat oleh bank-bank swasta dibandingkan bank BUMN.

"Di pihak swasta perlambatan lebih kentara di mana swasta memilih wait and see dan ada penahanan belanja swasta. BI sudah tepat untuk menurunkan suku bunga tapi demand sampai sekarang belum pick up," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com