Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga Kredit Bank Susah Turun, Ini Kata Para Bankir

Kompas.com - 26/11/2019, 08:39 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Perbanas sekaligus Presiden Direktur CIMB Niaga (Tbk) Tigor Siahaan mengatakan, perbankan membutuhkan waktu enam hingga sembilan bulan untuk menyesuaikan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) terhadap suku bunga kredit bank.

Tigor mengatakan, terdapat beberapa hal yang menyebabkan transmisi penurunan suku bunga ke bunga kredit masih tertahan, salah satunya permintaan terhadap kredit bank yang juga masih seret,

"BI tepat turunkan suku bunga, tapi demand belum pick up sampai sekarang," ujar dia ketika menyampaikan paparan di depan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Baca juga: Capai 7 Persen, Ini Bunga Deposito Bank di Awal Pekan

Dia pun mengatakan, CIMB Niaga telah secara bertahap menurunkan bunga kredit mereka seiring dengan penurununan suku bunga BI.

Sekadar informasi, BI tahun ini sudah melakukan relaksasi kebijakan moneter dengan melakukan pemotongan suku bunga acuan sebanyak 100 bps menjadi 5 persen.

Tak sampai disana, BI juga dua kali menurunkan Giro Wajib Minimum, terakhir pekan lalu sebanyak 50 bps.

Secara keseluruhan perbankan akan mendapatkan tambahan likuiditas sebesar Rp 26 triliun. Dengan tambahan likuiditas ini, diharapkan juga akan mempermudah perbankan dalam menyalurkan kreditnya. 

"Kita sudah bertahap terus. Tergantung contractual-nya. Kalau sudah sesuai SBI, sudah langsung. Tapi kalau misal (kontraknya) setahun, ya kita tunggu sampai jatuh tempo," ujar dia.

Baca juga: Transaksi Uang Digital Melonjak, Pendapatan Non-Bunga Bank Tergerus

Hal serupa juga diungkapkan oleh Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Persero (Tbk) Panji Irawan. Menurut dia, penyesuaian bunga kredit baru bisa dilakukan setelah banyak kredit yang jatuh tempo.

"Begitu dia jatuh tempo pasti turun. Tahun depan kita ikutin pasar, udah pasti suku bunga turun. Pasti turun. Saya belum bisa kasih angka sekarang," ujar dia.

Panji menambahkan, bank-bank saat ini sedang bersaing berebut likuiditas untuk menjaga loan to deposit ratio (LDR). Jika persaingan ini reda, maka otomatis suku bunga kredit bisa disesuaikan. 

Ketatnya likuiditas di pasar juga dirasakan oleh Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Nixon Napitupulu. Menurut dia, transmisi penurunan suku bunga kredit lama karena jatuh tempo deposito 3-6 bulan.

"Kedua likuiditasnya ketat, apa yang mau diturunkan kalau likuiditasnya nggak ada," kata Nixon.

Baca juga: Perbankan Diperkirakan Turunkan Bunga Pinjaman Awal Tahun Depan

Nixon menambahkan, BTN sudah mulai melakukan penyesuaian dengan menurunkan suku bunga kredit 25 basis poin. Penurunan suku bunga pun dilakukan bertahap karena biaya bunga (cost of fund) yang mulai turun.

"Kami selalu turunkan seiring penurunan. Tapi deposito kanga bisa langsung, tunggu jatuh tempo dulu terutama yang 3-6 bulan. Cost of Fund [beban bunga] sudah mulai turun," tambah Nixon. 

Sementara itu, CEO Citibank Indonesia Batara Sianturi mengatakan ingin melakukan penyesuaian suku bunga kredit secepatnya. Batara mengatakan, transmisi penurunan tersebut bergantung pada karakter bisnis utama bank-bank yang ada. 

"Transmisi suku bunga ya kami ingin secepatnya. Jadi banyak semua bank kan kalau sudah diturunkan bagaimana transmisi tak terlalu panjang. Tapi struktur daripada balance sheet kan berbeda-beda. Ada yang institutional banking, ritel banking dan lain-lain. Jadi saya tak bisa generalisasi transmisi penurunan suku bunga terhadap setiap bank," ujar Batara.

Baca juga: Jokowi Minta Perbankan Segera Turunkan Suku Bunga Kredit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com