Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Startup Terus Bakar Uang, Waspadai Bubble Ekonomi

Kompas.com - 26/11/2019, 10:48 WIB
Kurniasih Budi

Editor

KOMPAS.com - Perusahaan rintisan atau startup memiliki celah kegagalan cukup besar dan berpotensi menimbulkan gelembung (bubble) ekonomi.

Startup pada umumnya masih dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat. Adapun sebagian besar startup berbisnis di industri digital.

"Dalam pandangan saya fenomena gelembung spekulatif dalam bisnis startup ini mulai muncul. Tinggal tunggu gelembungnya meletus," kata Direktur Generasi Optimis Research and Consulting (GORC), Frans Meroga Panggabean, dalam pernyataan tertulis, Selasa (26/11/2019).

Sebelumnya, perusahaan rintisan sewa properti WeWork, memangkas 2.400 karyawannya guna memotong biaya dan pengeluaran perusahaan yang cukup besar.

Baca juga: Terus Merugi, Usai IPO WeWork Pangkas 2.400 Karyawan

Setelah memecat sejumlah karyawan, WeWork berupaya untuk menciptakan organisasi yang lebih efisien dan memfokuskan kembali pada bisnis inti perusahaan.

Pengurangan pekerja mewakili 19 persen dari total tenaga kerja WeWork yang berjumlah 12.500 karyawan per 30 Juni 2019 dilansir CNBC, Jumat (22/11/2019) lalu.

New York Times melansir, tidak kurang dari 1,25 miliar dollar AS adalah kerugian yang diderita WeWork, startup decacorn yang berbasis di New York itu.

Nilai valuasi perusahaan rintisan tersebut yang semula mencapai 50 miliar dollar AS merosot menjadi hanya kurang dari 5 miliar dollar AS.

Tak hanya itu, Softbank Group raksasa investasi dari Jepang juga sebagai investor utama dari WeWork dan Uber menyatakan merugi sampai Rp 100 triliun akibat anjloknya nilai valuasi Uber dan WeWork.

Baca juga: Fokus Garap Wisatawan Jepang, Javamifi Gandeng Softbank

Frans menyebutkan bisnis digital yang selama ini dianggap sebagai lokomotif ekonomi terdepan dalam era industri 4.0 mulai berjatuhan satu demi satu.

“Bahkan Forbes pernah merilis angka kegagalan dalam bisnis startup itu mencapai 90 persen,” ujar dia.

Dalam riset GORC, ia melanjutkan, gejala latah bisnis digital ini hampir sama seperti yang terjadi pada 2000.

Saat itu, banyak perusahaan internet yang sempat mempunyai nilai triliunan berakhir gagal tanpa nilai sama sekali.

“Fenomena ini dikenal dengan internet bubble. Pets.com bangkrut, diikuti dengan Boo.com, Webvan, hingga semua saham perusahaan internet turun 75 persen,” ujarnya.

Strategi jitu

Frans menilai bisnis startup tidak mempunyai modal sosial yang kuat dalam ekosistem bisnisnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com