Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesetaraan Gender Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi RI, Ini 7 Caranya

Kompas.com - 26/11/2019, 15:00 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, salah satunya dengan menerapkan kesetaraan gender di berbagai perusahaan.

Di Asia Pasifik perusahaan yang memajukan kesetaraan gender dapat menambah Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 4,5 trliun dollar AS sampai tahun 2025.

Associate Dean for Research and Innovation PPM School of Management, Aries Heru Prasetyo, saat ditemui Kompas.com, Selasa (26/11/2019) mengatakan, meningkatkan atau memajukan kesetaraan gender juga turut berpartisipasi dalam menunjang ekonomi Indonesia

Baca juga: Kesetaraan Gender di Perusahaan Bisa Berkontribusi ke Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Berdasarkan kolaborasi antara UN Women dan United Nations Global Compact ada 7 prinsip-prinsip pemberdayaan perempuan yang dapat diterapkan di tempat kerja, tempat kegiatan usaha dan komunitas.

1. Kepemimpinan yang mendukung kesetaraan gender

Perusahaan diharapkan memiliki program untuk memilih manajer perempuan dengan talenta terbaik untuk memimpin di perusahaan.

Berdasarkan studi yang dilakukan UN Women dan PBB terhadap 50 perusahaan di Indonesia, ada 84 persen perusahaan setidaknya memiliki satu perempuan pada jajaran dewan direksi.

Adapun proporsi rata-rata 28 persen dan 10 persen perusahaan yang memiliki kebijakan atau program untuk mendukung perempuan mencapai kedudukan dewan direksi.

2. Kesetaraan peluang, inklusi, dan nondiksriminasi

Aspek ini terkait apakah perusahaan memiliki peraturan mengenai kerja flkesibel bagi perempuan, memberikan ruang laktasi, penitipan anak atau pelatihan terhadap perempuan.

Tercatat ada 68 persen perusahaan yang memiliki kebijakan untuk mempertahankan karyawan perempuan, memiliki kebijakan mendukung kesetaraan peluang dalam peningkatan karier dan 6 persen perusahaan aktif mengkaji kesetaraan penghasilan.

 

Baca juga: Perusahaan Harus Terapkan Kesetaraan Gender, Mengapa?

3. Kesehatan, keamanan dan bebas dari kekerasan

Aries menjelaskan ada bagian penting dalam prinsip ketiga seperti kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja.

Ia memberi contoh setiap tahunnya perempuan dilatih tentang keselamatan dan adanya mekanisme untuk menangani kekerasan berbasis gender.

“Pada bagian ini perusahaan harus diberi pelatihan tiap tahun tentang keselamatan kerja dan tidak adanya diskriminasi, ini sangat penting dan sekarang ada 54 persen perusahaan memiliki komite khusus menangani pelecehan dan kekerasan seksual,” jelasnya.

4. Pendidikan dan pelatihan

Pada prinsip ini, perusahaan harus mendorong pendidikan, pelatihan dan pengembangan profesi bagi perempuan. Berdasarkan hasil studi penerapan WEPs, 28 persen perusahaan memiliki program untuk meningkatkan jumlah perempuan dalam posisi kepemimpinan.

5. Pengembangan perusahaan, rantai pasok, dan pemasaran

Pada prinsip ini perusahaan menjalankan pengembangan usaha, rantai pasokan dan praktik pemasaran yang memberdayakan perempuan.

Di Indonesia tercatat 22 persen perusahaan melakukan evaluasi dampak pemberdayaan perempuan  ketika mengembangkan produk dan layanan.

Baca juga: Perusahaan Teknologi Dorong Kesetaraan Gender dalam Karier

6. Kepemimpinan dan pelibatan komunitas

Perusahaan diajak untuk mempromosikan kesetaraan melalui inisiatif komunitas dan advokasi.

7. Transparansi, pengukuran dan pelaporan

Pada prinsip ini perusahaan harus mengukur, melaporkan dan melakukan evaluasi kemajuan yang diperoleh dalam mencapai kesetaraan gender.

Sebanyak 50 persen perusahaan mempublikasikan informasi terkait keragaman gender pada dewan direksi dan 38 persen mempublikasikan kebijakan dan rencana untuk mendukung kesetaraan gender.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com