Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Jamur Crispy Masih Renyah, Berminat?

Kompas.com - 30/11/2019, 13:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

Supaya tidak ditinggal konsumen, Suratman kerap menambah varian produk. Sebelumnya, hanya ada jamur dengan berbagai rasa.

Sekarang, ia sudah tambahkan tahu crispy dan keripik jamur kemasan kering.

"Jamur crispy kemasan kering tahan sampai empat bulan dan dijual online dan ada reseller," kata Suratman kepada KONTAN.

Selain bisnis camilan jamur, Suratman juga membuka pelatihan bagi petani jamur yang ingin merintis usaha keripik jamur. Langkah ini ia ambil sebagai solusi untuk mengatasi pasar yang sedikit lesu saat ini.

"Kendala saat ini sifatnya masih umum. Pasar agak lesu tapi ini kan memang di semua sektor usaha, ya," tambah Suratman.

Baca juga: Modal Rp 2 Juta, Pemuda Ini Hasilkan Puluhan Juta dari Jamur Merang

Ia menawarkan paket pelatihan pembuatan keripik jamur ke petani-petani jamur untuk mengantisipasi musim hujan. Maklum, saat musim penghujan tiba, biasanya para petani mengalami kesulitan untuk memasarkan hasil panen jamur mereka.

Nah, dengan situasi seperti itu, Suratman memberi solusi kepada para petani jamur dengan membuat camilan yang bisa tahan lama.

"Jadi, dibikin keripik jamur kemasan kering. Langkah ini sekaligus sebagai upaya jamur tidak kelebihan pasokan dan harga menjadi tetap stabil," ujarnya.

Biaya pelatihan pembuatan keripik jamur sebesar Rp 2,5 juta per orang. Sejauh ini, sudah ada 15 peserta yang mengikuti pelatihan.
Untuk bisnis Jamur Crispy Mister R, Suratman menargetkan, hingga akhir tahun nanti mampu menggaet empat mitra di setiap bulannya.

Jamur Kriwil Bu Ani

Ini adalah bisnis milik Anita Carolina bersama sang suami Djamaludin yang juga sudah beroperasi sejak 2008 lalu. Empat tahun kemudian atau di 2012, Ani mulai menawarkan kemitraan usaha.

Saat KONTAN mengupas-nya pada Februari tahun lalu, Jamur Kriwil Bu Ani memiliki 370 gerai mitra. Kini, Djamaludin menyebutkan, gerai mitra masih di angka yang sama, tapi tak semua aktif.

Ia menerangkan, saat ini gerai mitra yang aktif sekitar 70 persen yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Cirebon, Tegal.

Masalah gerai mitra yang tidak aktif, Djamaludin bilang, masih sama dengan tahun lalu, yaitu terkendala tingginya tingkat keluar masuk karyawan penjaga outlet.

"Ada beberapa gerai milik mitra kami yang tutup karena terkendala SDM yang menjaga stand," ungkap Djamaludin kepada KONTAN.

Soal paket kemitraan usaha, hingga kini belum ada perubahan sejak tahun lalu. Tetap ada paket banner Rp 3,5 juta tanpa gerobak dan peralatan, kemudian paket lengkap Rp 7,5 juta.

Baca juga: Produk Abon Jamur Kian Menjamur

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com