Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Jamur Crispy Masih Renyah, Berminat?

Kompas.com - 30/11/2019, 13:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Olahan camilan sehat mulai marak bermunculan dalam beberapa tahun belakang. Mulai dari berbahan baku sayur-mayur, buah-buahan, hingga jamur.

Khusus untuk olahan jamur, kudapan ini makin mudah masyarakat dapatkan. Tak hanya di pusat perbelanjaan, tapi juga mulai ada di gerai-gerai kaki lima di sekitar perumahan.

Fakta ini tidak lepas dari makin merebaknya pebisnis gerai camilan jamur di banyak tempat. Dan secara otomatis, ini mengundang para pemain anyar untuk mengadu peruntungan di bisnis itu.

Apalagi, para pemain tersebut mulai berinovasi dalam membuat camilan olahan jamur. Sebutlah jamur crispy, mi jamur, hingga sate jamur.

Baca juga: Bisnis Jamur Krispy, Bisa Balik Modal 3 Bulan

Ini masih ditambah dengan variasi inovasi bumbu kekinian di camilan jamur itu.

Dan, tak sedikit dari para pebisnis tersebut yang menawarkan kemitraan gerai. Nah, seperti apa perkembangan dari kemitraan usaha ini?

Ada tiga kemitraan gerai jamur yang bakal KONTAN bahas. Yaitu, Jamur Crispy Mister R, Jamur Kriwil Bu Ani, Kedai Sate Semut. Berikut ulasannya.

Jamur Crispy Mister R

Ini adalah kemitraan usaha besutan Suratman di Solo, Jawa Tengah. Ia mulai membuka usaha camilan jamur renyah pada 2008, dan di tahun itu juga langsung menawarkan kemitraan gerai.

Saat KONTAN mengulas pada Februari 2018, jumlah gerai milik mitra sudah ada 95 outlet tersebar di seluruh Indonesia.

Setahun berlalu, bisnis camilan jamur Suratman semakin berkembang, dengan jumlah gerai mitra sudah lebih dari 100 outlet yang berada di Jawa dan luar Pulau Jawa.

Paket kemitraan yang Suratman tawarkan mengalami perubahan. Sebelumnya, ia menawarkan paket kemitraan Jamur Crispy Mister R senilai Rp 5 juta, Rp 6 juta, dan Rp 12 juta.

Kini, dia cuma membuka penawaran dua paket kemitraan saja. Yaitu, paket dengan investasi Rp 5 juta dan paket berinvestasi Rp 6 juta.

Baca juga: Meraup Untung Budidaya Jamur Tiram, Modal Awal Cuma Rp 2,5 Juta

Beda kedua paket tersebut ialah, pada paket investasi Rp 5 juta mitra memperoleh perlengkapan penjualan berupa booth yang berbentuk meja lipat saja. Adapun untuk paket investasi Rp 6 juta, mitra mendapatkan gerobak dorong.

Sedang untuk perlengkapan, bahan baku jamur, dan pelatihan karyawan, sama.

Selain paket investasi, harga jual produk juga mengalami perubahan. Harganya naik tapi tidak terlalu tinggi. Saat ini, harga jual camilan jamur di Mister R antara Rp 5.000 hingga Rp 7.000 seporsi.

Supaya tidak ditinggal konsumen, Suratman kerap menambah varian produk. Sebelumnya, hanya ada jamur dengan berbagai rasa.

Sekarang, ia sudah tambahkan tahu crispy dan keripik jamur kemasan kering.

"Jamur crispy kemasan kering tahan sampai empat bulan dan dijual online dan ada reseller," kata Suratman kepada KONTAN.

Selain bisnis camilan jamur, Suratman juga membuka pelatihan bagi petani jamur yang ingin merintis usaha keripik jamur. Langkah ini ia ambil sebagai solusi untuk mengatasi pasar yang sedikit lesu saat ini.

"Kendala saat ini sifatnya masih umum. Pasar agak lesu tapi ini kan memang di semua sektor usaha, ya," tambah Suratman.

Baca juga: Modal Rp 2 Juta, Pemuda Ini Hasilkan Puluhan Juta dari Jamur Merang

Ia menawarkan paket pelatihan pembuatan keripik jamur ke petani-petani jamur untuk mengantisipasi musim hujan. Maklum, saat musim penghujan tiba, biasanya para petani mengalami kesulitan untuk memasarkan hasil panen jamur mereka.

Nah, dengan situasi seperti itu, Suratman memberi solusi kepada para petani jamur dengan membuat camilan yang bisa tahan lama.

"Jadi, dibikin keripik jamur kemasan kering. Langkah ini sekaligus sebagai upaya jamur tidak kelebihan pasokan dan harga menjadi tetap stabil," ujarnya.

Biaya pelatihan pembuatan keripik jamur sebesar Rp 2,5 juta per orang. Sejauh ini, sudah ada 15 peserta yang mengikuti pelatihan.
Untuk bisnis Jamur Crispy Mister R, Suratman menargetkan, hingga akhir tahun nanti mampu menggaet empat mitra di setiap bulannya.

Jamur Kriwil Bu Ani

Ini adalah bisnis milik Anita Carolina bersama sang suami Djamaludin yang juga sudah beroperasi sejak 2008 lalu. Empat tahun kemudian atau di 2012, Ani mulai menawarkan kemitraan usaha.

Saat KONTAN mengupas-nya pada Februari tahun lalu, Jamur Kriwil Bu Ani memiliki 370 gerai mitra. Kini, Djamaludin menyebutkan, gerai mitra masih di angka yang sama, tapi tak semua aktif.

Ia menerangkan, saat ini gerai mitra yang aktif sekitar 70 persen yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Cirebon, Tegal.

Masalah gerai mitra yang tidak aktif, Djamaludin bilang, masih sama dengan tahun lalu, yaitu terkendala tingginya tingkat keluar masuk karyawan penjaga outlet.

"Ada beberapa gerai milik mitra kami yang tutup karena terkendala SDM yang menjaga stand," ungkap Djamaludin kepada KONTAN.

Soal paket kemitraan usaha, hingga kini belum ada perubahan sejak tahun lalu. Tetap ada paket banner Rp 3,5 juta tanpa gerobak dan peralatan, kemudian paket lengkap Rp 7,5 juta.

Baca juga: Produk Abon Jamur Kian Menjamur

Untuk paket lengkap mendapatkan fasilitas gerobak, peralatan memasak, tabung gas tiga kilogram, pelatihan karyawan, bahan baku awal selama sebulan.

Perubahan yang terjadi adalah harga jual jamur crispy dengan aneka rasa. Kini, per porsi jamur renyah milik Djamaludin berbanderol harga Rp 5.000 sampai Rp 7.000 sejak pertengahan April lalu.

Harga tersebut naik Rp 1.000 dibanding tahun lalu. Dengan harga jual ini, rata-rata gerai Jamur Kriwil Bu Ani bisa menghabiskan 7 kilogram–10 kilogram jamur per hari.

Jamur Kriwil Bu Ani menawarkan berbagai varian rasa jamur. Mulai original, balado, barbeku, pedas, super pedas, sampai jagung bakar.

Rupanya, selain soal karyawan, ada kendala lain yang dihadapi dalam bisnis camilan ini. Yakni, soal pasokan jamur dari petani. Sayang, ia tidak memerinci penyebab yang membuat pasokan bahan baku tersebut kurang.

Yang jelas, untuk mengatasi persoalan tersebut, Djamaludin mulai membebaskan para mitra untuk mendapatkan bahan baku jamur. Misalnya, membeli dari pedagang sayur keliling atau mencarinya di pasar-pasar tradisional.

Bahan baku wajib yang harus mitra beli dari pusat untuk saat ini adalah bumbu-bumbuan, tepung, serta kemasan. Langkah tersebut Djamaludin terapkan untuk menjaga kualitas dan rasa dari Jamur Kriwil Bu Ani.

Ini penting sebagai upaya melanjutkan ekspansi bisnis. Sebab, di akhir tahun ini, ia menargetkan bisa menambah 10 mitra lagi.

Baca juga: Geluti Jamur, Pensiunan PNS Ini Dapat Tambahan Jutaan Rupiah

Kedai Sate Semut

Berbeda dengan Jamur Crispy Mister R dan Kriwil Bu Ani yang tetap eksis, Kedai Sate Semut ternyata tidak seberuntung kedua pemain tersebut. Ini adalah bisnis yang Krishna Apriatmaja dirikan sejak 2009.

Tiga tahun kemudian, dia mulai menawarkan kemitraan usaha, tepatnya pada Agustus 2012.

Sayang, tawaran kemitraan tersebut hanya bertahan selama dua tahun. Sejak 2014, Krishna menghentikan penawaran tersebut. Menurutnya, usaha ini tidak terlalu menunjukkan perkembangan yang signifikan.

"Kami sudah off dari 2014, belum ada mitra yang gabung juga sejak menawarkan paket franchise," ucapnya ke KONTAN.

Catatan saja, Kedai Sate Semut sempat menawarkan kemitraan dengan paket senilai Rp 50 juta berkonsep semiresto. Olahan jamur yang ia hadirkan seperti sate jamur, jamur crispy, jamur obong, mi jamur, dan nasi goreng jamur, dengan harga Rp 8.000– Rp 15.000 per porsi. (Ratih Waseso, Venny Suryanto)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Laba jamur crispy masih saja renyah

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com