Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renyahnya Laba Bisnis Jamur Crispy...

Kompas.com - 01/12/2019, 16:00 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

Jamur Kriwil Bu Ani

Ini adalah bisnis milik Anita Carolina bersama sang suami Djamaludin yang juga sudah beroperasi sejak 2008 lalu. Empat tahun kemudian atau di 2012, Ani mulai menawarkan kemitraan usaha.

Saat KONTAN mengupas-nya pada Februari tahun lalu, Jamur Kriwil Bu Ani memiliki 370 gerai mitra. Kini, Djamaludin menyebutkan, gerai mitra masih di angka yang sama, tapi tak semua aktif. Ia menerangkan, saat ini gerai mitra yang aktif sekitar 70% yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Cirebon, Tegal.

Baca juga: Nelayan Keluhkan Harga Jual Lobster Murah, Ini Jawaban Susi

Masalah gerai mitra yang tidak aktif, Djamaludin bilang, masih sama dengan tahun lalu, yaitu terkendala tingginya tingkat keluar masuk karyawan penjaga outlet. "Ada beberapa gerai milik mitra kami yang tutup karena terkendala SDM yang menjaga stand," ungkap Djamaludin kepada KONTAN.

Soal paket kemitraan usaha, hingga kini belum ada perubahan sejak tahun lalu. Tetap ada paket banner Rp 3,5 juta tanpa gerobak dan peralatan, kemudian paket lengkap Rp 7,5 juta. Untuk paket lengkap mendapatkan fasilitas gerobak, peralatan memasak, tabung gas tiga kilogram, pelatihan karyawan, bahan baku awal selama sebulan.

Perubahan yang terjadi adalah harga jual jamur crispy dengan aneka rasa. Kini, per porsi jamur renyah milik Djamaludin berbanderol harga Rp 5.000 sampai Rp 7.000 sejak pertengahan April lalu. Harga tersebut naik Rp 1.000 dibanding tahun lalu. Dengan harga jual ini, rata-rata gerai Jamur Kriwil Bu Ani bisa menghabiskan 7 kilogram–10 kilogram jamur per hari.

Jamur Kriwil Bu Ani menawarkan berbagai varian rasa jamur. Mulai original, balado, barbeku, pedas, super pedas, sampai jagung bakar.

Rupanya, selain soal karyawan, ada kendala lain yang dihadapi dalam bisnis camilan ini. Yakni, soal pasokan jamur dari petani. Sayang, ia tidak memerinci penyebab yang membuat pasokan bahan baku tersebut kurang.

Baca juga: Liburan Sederhana Sri Mulyani, Ajak Cucunya Naik Delman Keliling Monas

Yang jelas, untuk mengatasi persoalan tersebut, Djamaludin mulai membebaskan para mitra untuk mendapatkan bahan baku jamur. Misalnya, membeli dari pedagang sayur keliling atau mencarinya di pasar-pasar tradisional.

Bahan baku wajib yang harus mitra beli dari pusat untuk saat ini adalah bumbu-bumbuan, tepung, serta kemasan. Langkah tersebut Djamaludin terapkan untuk menjaga kualitas dan rasa dari Jamur Kriwil Bu Ani. Ini penting sebagai upaya melanjutkan ekspansi bisnis. Sebab, di akhir tahun ini, ia menargetkan bisa menambah 10 mitra lagi.

Kedai Sate Semut

Berbeda dengan Jamur Crispy Mister R dan Kriwil Bu Ani yang tetap eksis, Kedai Sate Semut ternyata tidak seberuntung kedua pemain tersebut. Ini adalah bisnis yang Krishna Apriatmaja dirikan sejak 2009. Tiga tahun kemudian, dia mulai menawarkan kemitraan usaha, tepatnya pada Agustus 2012.

Sayang, tawaran kemitraan tersebut hanya bertahan selama dua tahun. Sejak 2014, Krishna menghentikan penawaran tersebut. Menurutnya, usaha ini tidak terlalu menunjukkan perkembangan yang signifikan. "Kami sudah off dari 2014, belum ada mitra yang gabung juga sejak menawarkan paket franchise," ucapnya ke KONTAN.

Catatan saja, Kedai Sate Semut sempat menawarkan kemitraan dengan paket senilai Rp 50 juta berkonsep semiresto. Olahan jamur yang ia hadirkan seperti sate jamur, jamur crispy, jamur obong, mi jamur, dan nasi goreng jamur, dengan harga Rp 8.000– Rp 15.000 per porsi. (Ratih Waseso/Venny Suryanto/Markus Sumartomjon)

Baca juga: Diskon Akhir Tahun Bertebaran, Ini 5 Cara agar Tak Belanja Berlebihan

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengn judul: Laba jamur crispy masih saja renyah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com