Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis Prediksi IHSG Bisa Sentuh Level 5.524, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 01/12/2019, 21:00 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi


"Dampak dan balasan dari China atas kebijakan AS akan menjadi perhatian pasar pada pekan depan. Apakah peristiwa ini dapat menganggu kesepakatan fase pertama kedua negara. Ekspektasi dari pelaku pasar saat ini adalah hal ini tidak akan menanggu kesepakatan kedua Negara. Bila terjadi sebaliknya maka pelaku pasar harus bersiap menghadapi sell off," katanya memperingatkan pelaku pasar saham.

Data ekonomi AS yang keluar pekan ini cukup baik dimana data pesanan barang tahan lama naik 0,6 persen pada Oktober, jauh melebihi ekspektasi penurunan 0,8 persen. Data klaim pengangguran mingguan turun menjadi 213.000 dari 227.000. Pertumbuhan PDB kuartal ketiga direvisi menjadi 2,1 persen, dari rilis sebelumnya sebesar 1,9 persen.

Baca juga: Ridwan Kamil Respon Tuntutan, Buruh Akan Batalkan Rencana Demo Besar

Ringkasan kondisi ekonomi Federal Reserve-Beige Book menunjukkan, ekonomi AS berkembang secara moderat antara Oktober dan pertengahan November. Rilis data defisit perdagangan barang AS menunjukkan penurunan tajam pada Oktober karena ekspor dan impor menurun. Data ekonomi yang baik ini semakin menengelamkan harapan penurunan bunga Fed di akhir tahun. Tetapi the Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga rendah.

Selain itu, Pemilu di Inggris masih akan menjadi perhatian pasar. Jajak pendapat di Inggris menjelang pemilu 12 Desember yang menunjukkan bahwa PM Boris Johnson berada di jalur kemenangan dan mendapat dukungan mayoritas di Parlemen.

Sementara kabar dari dalam negeri, kisruh pembubaran reksa dana terbukti menekan kinerja IHSG, di mana awal pekan nanti di tengah optimisme negosiasi perang dagang AS-China, IHSG mengalami tekanan turun. Sebagai contoh, Senin, Selasa dan Rabu Dow membuat rekor kenaikan baru, tetapi IHSG tertekan akibat aksi jual reksa dana yang di bubarkan.

Baca juga: Gerak Rupiah dan IHSG Sepanjang Hari Dipengaruhi Hasil RDG Bank Indonesia

Terbukti beberapa saham blue chip yang ada di dalam daftar produk yang dibiarkan telah mengalami tekanan jual selama sepekan. Bila aksi jual pembubaran reksadana telah berakhir maka tekanan jual akan berkurang.

"Semoga tidak terjadi aksi panik jual akibat kerugian yang terialiasi. Kami masih memantau aksi OJK, yang bila konsisten dengan keputusannya mungkin masih akan membubarkan beberapa produk reksa dana akibat janji return. Hal ini masih akan memberikan tekanan jual pada pasar saham," ujarnya.

Baca juga: IHSG Dibuka Melemah, Ini Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com