Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Kesalahan Pelamar CPNS | Susi Pudjiastuti soal Lobster Murah

Kompas.com - 02/12/2019, 05:40 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Simak, Kesalahan Pelamar CPNS yang Bikin Gagal Lolos Seleksi Administrasi

Akhir pekan kemarin,  mayoritas instansi menutup pendaftaran calon pegawai negeri sipil ( CPNS), beberapa kesalahan paling umum dan fatal masih kerap kali terjadi.

Menurut Kasubbag Hubungan Media dan Antar Lembaga Badan Kepegawaian Negara ( BKN), Diah Eka Palupi, banyak pelamar kurang teliti dalam mengunggah datanya.

"Kalau untuk kendala, salah satu yang paling banyak adalah soal salah input foto, data, dan dokumen," kata Diah kepada Kompas.com, Jumat (29/11/2019).

Seperti apa saja kesalahannya? Baca di sini

2. Disebut Bakal Jabat Bos BUMN, Ini Komentar Susi Pudjiastuti

Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti masih ragu terkait rencana dirinya akan ditunjuk sebagai salah satu petinggi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Tidak, tidak, tidak. Yang tentang BUMN tidak dengar dan tidak tahu," kata Susi.

Sebelumnya, muncul kabar mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti serta mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan bakal menjabat di salah satu BUMN.

Baca selengkapnya di sini

3. Update CPNS 2019: 3 Kementerian dengan Pelamar Paling Sedikit

Badan Kepegawaian Nasional (BKN) mencatat ada 10 instansi dengan pelamar CPNS 2019 paling sedikit hingga 30 November 2019. Dari 10 instansi tersebut, 3 di antaranya merupakan kementerian.

Padahal biasanya kementerian menjadi salah satu magnet pelamar CPNS. Namun hal itu tak terjadi pada 3 kementerian ini.

Sementara jumlah pelamar CPNS 2019 yang sudah membuat akun mencapai 5,04 juta hingga 30 November 2019.

Dari total tersebut, baru 4,40 juta pelamar yang mengisi formulir. Sedangkan yang sudah submit sebanyak 4,13 juta pelamar.

Kementerian apa saja yang paling sedikit pelamarnya? Simak di sini

4. Kemenkeu Pangkas Eselon III dan IV, Ini Rinciannya

Kementerian Keuangan telah memangkas pejabat eselon III dan IV di jajaran Badan Kebijakan Fiskal (BKF). Namun, tak seluruh jabatan eselon III dan IV bisa dihilangkan.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti menjelaskan, upaya delayering atau pemangkasan jabatan telah dilakukan semaksimal mungkin.

Namun, ada pos-pos jabatan eselon yang tak bisa dihilangkan seperti petugas administrasi, perencanaan dan evaluasi program, serta tata usaha.

"Pengurangan eselon III dan eselon IV sudah semaksimal mungkin karena tetap harus ada yang meng-handle administrasi, perenacaan dan evaluasi program, tata usaha, dan lain-lain," ujar dia kepada Kompas.com.

Simak selengkapnya di sini

5 Nelayan Keluhkan Harga Jual Lobster Murah, Ini Jawaban Susi

Nelayan di pesisir Lampung mengeluhkan harga jual dari tangkapan sektor perikanan yang sangat murah. Hal ini disampaikan Parni, nelayan penerima kapal yang berasal dari desa Banding, Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan.

Parni mengatakan, ia menjual lobster hasil tangkapannya yang berukuran 2 sampai 3 ons sangat murah, yakni seharga Rp 180.000 per kilogram. Sementara harga minimal yang menguntungkan nelayan adalah Rp 400.000 sampai dengan Rp 500.000 per kilogram.

"Enggak untung harga segitu, harga lobster terus turun, sedangkan harga jaring mahal. Kalau punya kebun aja saya pasti sudah banting arah," kata Parni, di dermaga Elti Lampung, Sabtu (30/11/2019).

Parni menjelaskan, semenjak insiden bencana Tsunami akhir tahun 2018 lalu dirinya sempat menganggur melaut karena dua kapalnya hancur lebur diterjang ombak.

Nah seperti apa jawaban mantan Menteri KKP Susi Pudjiastui?  Baca di sini

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com