Tapi kini Amazon menjadi platform yang membentuk standar. Pekan lalu, kapitalisasi pasar Amazon mencapai 892 miliar dollar AS. Menjadikannya perusahaan dengan market cap terbesar ke-4 di dunia setelah Apple, Microsoft, dan Alphabet (Google). Bahkan pada September 2019 lalu kapitalisasi pasarnya sempat tembus 1 triliun dollar AS.
Baca juga : Berencana IPO 2022, Startup Perhotelan ini akan Ekspansi ke 3 Negara
Selanjutnya, yang dibakar adalah duitnya orang-orang kelebihan uang. Orang-orang yang kelebihan uang memang punya beragam motif, salah satunya ingin dilihat progresif.
Memang kadang mereka bisa salah dan kejeblos dalam presentasi yang meyakinkan. Ini antara lain dialami oleh keluarga Walton (pendiri Wallmart), Rupert Murdoch, dan keluarga DeVos yang menanam 600 juta dollar AS ke dalam Theranos yang kelak dikenal sebagai skandal bad blood. Hal yang sama juga dialami Masayoshi Son (Softbank).
Bagi orang-orang seperti itu, investasi adalah sebuah game dan mereka sendiri yang tahu di mana batas-batasnya. Sebab mereka memang tak pernah menaruh telur-telurnya di satu keranjang.
Beda dengan sebagian besar kita yang memiliki budget terbatas dan termehek-mehek kalau satu saja telurnya pecah. Sebab bagi kita telur itu adalah segala-galanya.
Lalu bagaimana dengan unicorn kita? Sama saja, itu bukan uang mereka, tapi saham mereka pasti terdilusi. Investasinya pun light assets. Jadi itu uangnya kalangan berduit yang sebagian besar datang dari luar negeri.
Saya malah membatin, sering-sering sajalah membakar uang di sini. Jadi nikmati sajalah. Lagi pula setiap zaman selalu ada yang melakukannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.