Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Melambat, Harta Orang-orang Terkaya RI Ini Justru Bertambah

Kompas.com - 05/12/2019, 13:29 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber Forbes

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonomi dunia diprediksi tumbuh melambat tahun ini, slah satunya disebabkan oleh ketidakpastian perdagangan antar negara-negara di dunia. Namun demikian, nampaknya hal tersebut tak cukup berpengaruh bagi 50 orang terkaya di Indonesia.

Dikutip dari Forbes, Kamis (5/12/2019), 50 orang paling kaya tersebut secara komulatif memiliki tambahan kekayaan senilai 5,6 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 78,8 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS).

Sehingga, secara keseluruhan, harta mereka saat ini mencapai 134,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.891 triliun.

Hampir separuh dari daftar miliarder Indonesia tersebut mencatatkan kenaikan nilai kekayaan.

Baca juga: Bukan Kecerdasan, Ternyata Ini 3 Kunci Kesuksesan Para Miliarder

Adapun Hartono bersaudara masih menempati posisi nomor 1 dari daftar orang paling kaya di dunia. Kekayaan bersih Budi dan Michael Hartono mencapai 37,3 miliar dollar AS. Ini seiring dengan meningkatnya kepemilikan saham mereka di PT Bank Central Asia (Tbk).

Sementara itu, miliarder yang mengalami kenaikan jumlah kekayaan terbesar adalah Prajogo Pangestu. Posisinya di daftar orang paling kaya se Indonesia naik 7 peringkat jadi di posisi ketiga.

Investor menaikkan harga saham dari perusahaannya, Barito Pacific karena prospek permintaan yang meningkat akan kekuatan yang dihasilkan.

Adapun di dalam daftar tersebut juga ada beberapa nama baru, di antaranya adalah konglomerat di bidang konstruksi yang sekaligus penggemar Ferrari, Donald Sihombing. Dia adalah pendiri serta menjalankan perusahaaan yang membangun hotel Four Seasons di Jakarta, Totalindo Eka Persada.

Selain itu ada pula Winarko Sulistyo yang menjual 45 persen saham produsen kertas kemasan, Fajar Surya Wisesa, ke Siam Cement Thailand pada bulan Mei seharga 557 juta dollar AS.

Namun demikian, dirinya sekaligus keluarga masih memegang 44 persen saham lainnya.

Baca juga: Simak, 10 Negara Ini Hanya Punya 1 Orang Miliarder

Adapun tiga nama baru lainnya muncul lantaran para pendahulu keluarga yang sudah meninggal dunia.

Sebut saja pendiri grup Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja, meninggal dunia pada Januari 2019, mewariskan kekayaannya yang besar bagi beberapa ahli waris yang sekarang dikelompokkan sebagai keluarga Widjaja di nomor 2. Tahun lalu Eka Tjipta berada di posisi ketiga dengan kekayaan 8,6 miliar dollar AS).

Kemudian keluarga Ciputra yang berada pada posisi 25, ymewarisi kekayaan 1,3 miliar dollar AS dari konglomerasi properti Ciputra Group.

Ciputra meninggal pada akhir November lalu di usia 88 tahun.

Baca juga: Bagaimana Kelanjutan Konglomerasi Bisnis Ciputra Group?

Ada pula Keluarga Hamami di posisi ke 46 menggantikan almarhum Achmad Hamami, seorang mantan pilot jet, pemilik Grup Tiara Marga Trakindo yang merupakan distributor alat berat Caterpillar.

Tokoh tekstil Iwan Lukminto kembali ke daftar di nomor 50, setelah absen satu tahun, dengan nilai kekayaan 585 juta dollar AS.

Namun demikian, terdapat 20 miliarder di dalam daftar yang mengalami penyusutan jumlah kekayaan. Yang paling menonjol di antara mereka adalah Susilo Wonowidjojo, yang nilai kekayaannya turun 2,6 miliar dollar AS dan tergelincir ke posisi nomor 4 dari tahun lalu yang menduduki nomor 2.

Saham produsen rokok kretek miliknya, Gudang Garam turun setelah pemerintah mengatakan pada bulan September tahun depan akan menaikkan harga rokok dan meningkatkan cukai rokok pajak sebesar 23 persen.

Tiga pengusaha yang ada di dalam daftar tahun lalu pun tidak lagi masuk ke daftar 50 orang paling kaya di Indonesia tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com