Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian BUMN Evaluasi Total Garuda

Kompas.com - 06/12/2019, 16:19 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengaku mendapat banyak aduan dari para pekerja Garuda Indonesia terkait Ari Akshara.

Hal tersebut diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di kantornya, Jakarta, Jumat (6/12/2019).

“Kami dapat laporan banyak, bahwa misalnya karyawan banyak yang bekerja di luar kemampuannya,” ujar Arya

Arya mencontohkan, misalnya aduan dari para pramugari Garuda Indonesia yang mengeluh tak diperkenankan menginap saat melayani penerbangan dari Jakarta menuju ke Sydney, Australia.

“(Misalnya) Pramugari ke Sydney itu pulang pergi. Mereka 8 jam perjalanan (dari Jakarta-Sydney), lalu mereka pulang lagi,” kata Arya.

Baca juga : Kementerian BUMN : Pesawat Baru Garuda Seharusnya Tak Bawa Kargo

Setelah mendapat banyak laporan itu, kata Arya, Menteri BUMN Erick Thohir berencana mengevalusi jajaran direksi Garuda Indonesia. Namun, sebelum dievaluasi, Ari terlanjur tersandung kasus dugaan penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton.

“Kalau soal perombakan bisa saja, karena kita sedang evaluasi Garuda dengan total," ucap dia.

Efektifitas Penerbangan

Sebelumnya, Garuda Indonesia mengurangi fasilitas bagi awal kabin untuk rute penerbangan langsung dari Jakarta ke Australia. Sehingga, para pramugari atau pramugara yang bertugas melayani penerbangan langsung dari Jakarta ke Sydney atau Melbourne tak lagi mendapatkan fasilitas hotel.

“Kami sedang menguji coba penjadwalan atau penugasan awak kabin rute Australia, yaitu rute Sydney dan Melbourne menjadi rute pulang pergi sehingga tidak perlu stay,” ujar VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan kepada Kompas.com, Selasa (27/8/2019).

Ikhsan menjelaskan, hal itu dilakukan sebagai bagian dari proses review berkelanjutan atas semua aspek bisnis dan operasi yang dilaksanakan perusahaan.

Review itu dimaksudkan untuk menjadikan pergerakan awak pesawat dan operasional  penerbangan semakin efektif dan efisien demi menunjang operasional penerbangan yang semakin dinamis.

“Jadi ini bukan dalam kaitan efisiensi ya. Tapi lebih pada efektifitas operasional penerbangan,” kata Ikhsan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com