Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Makan Anda Boros atau Tidak? Ini Cirinya

Kompas.com - 07/12/2019, 10:29 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Memenuhi berbagai kebutuhan hidup menjadi alasan utama pentingnya mengelola keuangan dengan baik. Semua kebutuhan ini tentu harus dipenuhi, terutama terkait kebutuhan pokok setiap bulannya.

Di antara berbagai pengeluaran tetap bulanan, biaya makan jadi salah satu komponen terbesar di dalam keuangan. Komponen biaya ini menjadi salah satu perhatian penting, mengingatnya jumlahnya bisa saja menghabiskan sebagian besar penghasilan Anda setiap bulannya.

Meski menjadi kebutuhan pokok, pada dasarnya biaya makan juga bisa ditekan dengan baik. Jika tidak dikelola dengan baik, Anda bahkan bisa saja tekor dan mengalami masalah di keuangan. 

Tanpa disadari, berbagai kebiasaan makan juga kerap membuat biaya makan menjadi jauh lebih tinggi, bahkan bisa saja bikin Anda mengalokasikan sebagian besar uang untuk kebutuhan yang satu ini.

Jika hal ini terus berlanjut, bukan tak mungkin berbagai kebutuhan lainnya tidak terpenuhi dengan baik, termasuk tujuan di dalam keuangan Anda. Kelola pengeluaran untuk makan Anda dengan baik, sehingga keuangan tetap berjalan dengan lancar dan seimbang.

Lalu, bagaimana dengan biaya makan Anda selama ini? Apakah boros atau tidak? Guna mengetahuinya, simak ulasan berikut seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Banyak Alasan dan Selalu Saja Malas Masak Sendiri

Tahukah? Seringkali tak disadari bahwa enggan dan rasa malas hingga selalu saja banyak alasan untuk tidak masak sendiri jadi salah satu penyebab tingginya biaya makan.

Sebab tak dimungkiri, pemborosan biaya makan biasanya timbul karena jarang memasak makanan sendiri di rumah. Padahal jika Anda masak sendiri, makanan yang dikonsumsi tentu akan lebih lezat dan sesuai dengan selera.

Selain itu, Anda juga bisa menghemat biaya makan setiap bulannya dan tidak perlu repot lagi mencari atau memesan makanan di luar melalui. Bahkan Anda juga bisa menghemat lebih banyak uang bila memasak dan membawa bekal makan siang sendiri dari rumah.

2. Sering Beli Makanan ‘Fast Foods/Junk Foods’

Makanan cepat saji (fast food) atau junk food memang menggoda karena terlihat enak dan praktis. Namun jenis makanan ini justru tidaklah sehat, apalagi jika Anda terlalu sering mengonsumsinya.

Bukan hanya itu saja, harga fast foods/junk foods juga terbilang cukup mahal. Jika Anda sering mengonsumsi makanan cepat saji, maka pengeluaran biaya makan tentu akan selalu membengkak setiap bulannya.

Baca Juga: Tips untuk Menekan Biaya Pengeluaran Rumah Tangga

3. Terlalu Sering Beli Makanan dengan Cara ‘Delivery Order’

Menggunakan layanan pesan antar makanan memang menyenangkan dan sangat praktis. Hal ini bahkan jauh lebih mudah, sejak kehadiran layanan aplikasi online yang secara bersamaan menyediakan layanan tersebut.

Bukan hanya menghemat waktu dan tenaga, cara ini juga akan memungkinkan Anda mendapatkan berbagai makanan favorit dengan lebih mudah dan cepat. Namun jika sudah dilakukan terlalu sering, jelas hal ini akan menguras banyak uang.

Layanan delivery order akan menghabiskan banyak uang setiap bulannya, bahkan tanpa Anda sadari sama sekali. Pemberian promo dan berbagai penawaran lainnya dari restoran atau bahkan aplikasi online memang tampak menguntungkan, namun justru bisa saja membuat Anda menjadi jauh lebih boros.

Anda akan lebih sering menggunakan layanan ini, tanpa memperhitungkan pengeluaran dengan cermat. Sementara di lain sisi, harga yang ditawarkan layanan aplikasi online tentu saja lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga langsung di restorannya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com