Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Prioritas Inovasi Koperasi Indonesia Mendatang

Kompas.com - 09/12/2019, 12:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dunia swasta sudah terbiasa dengan hal itu yang modusnya disebut co-opetition (cooperation + competition) sejak 1997 melalui kerja sama riset pengembangan produk.

Mereka memahami bahwa inovasi membutuhkan sumberdaya besar, karenanya mereka bekerja sama sesama kompetitor dalam risetnya. Lalu menggunakan hasil risetnya untuk keperluan masing-masing.

Nah, modus di dalam koperasi sedari awal adalah co-operation, sebab semua koperasi diikat Prinsip ke-6, kerja sama antarkoperasi.

Koperasi dapat belajar pada dunia startup terkait dengan kendala pemasaran hasil inovasi. Bisnis startup sangat bergantung pada siklus iterasi atau perulangan dalam menciptakan suatu produk atau fitur baru.

Siklus itu berisi empat tahap: idea, build, measure dan learn yang dikerjakan berulang-ulang sampai suatu produk valid di pasar.

Artinya, kita tak bisa membayangkan sekali membuat produk langsung bisa berhasil dipasarkan. Harus disempurnakan terus-menerus sampai valid.

Dalam dunia startup proses itu dimulai dengan metode design thinking. Kunci awalnya adalah empati atau memahami kebutuhan dan cara pandang pengguna. Dalam konteks koperasi keuangan dan konsumsi, pengguna itu adalah para anggota.

Pada koperasi produksi, jasa dan koperasi pekerja, pengguna itu adalah pasar atau stakeholder terkait.

Dengan cara begitu jurang antara kenyataan dengan harapan menjadi terkikis sehingga mereka menggunakannya sebagai kebutuhan nyata.

Riset itu juga menemukan kendala lain yang dihadapi koperasi dalam berinovasi: tidak memiliki alat ukur kinerja inovasi, waktu yang dibutuhkan berinovasi, minimnya ide, kurangnya koordinasi internal, tidak ada kompensasi jika melakukan inovasi, tidak mengetahui apa yang diinginkan dan kurangnya komitmen atau dukungan dari pimpinan.

Urgensi inovasi

Dalam pidato kemenangan dan pelantikannya, Presiden Joko Widodo berulang-ulang menegaskan tentang pentingnya seluruh sektor melakukan inovasi.

Saya akan kutipkan utuh kalimat beliau, "Fenomena global yang ciri-cirinya kita ketahui, penuh perubahan, penuh kecepatan, penuh risiko-risiko, penuh kompleksitas, dan penuh kejutan, yang sering jauh dari kalkulasi kita, sering jauh dari hitungan-hitungan kita". Presiden memahami betul tantangan ke depan berbeda dengan 10 tahun lalu.

Disambung kemudian, "Oleh sebab itu, kita harus mencari sebuah model baru, cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah-masalah yang kita hadapi dengan inovasi-inovasi. Dan kita semuanya harus mau dan akan kita paksa untuk mau. Kita harus meninggalkan cara-cara lama, pola-pola lama, baik dalam mengelola organisasi, baik dalam mengelola lembaga, maupun dalam mengelola pemerintahan".

Lalu apakah orang-orang koperasi merasa inovasi sebagai hal yang penting dikerjakan ke depan? Riset menemukan bahwa 53,8 persen responden mengatakan sangat penting dan 23,8 persen merasa penting yang total keduanya adalah 77,6 persen dari 1.050 responden.

Sisanya mengatakan biasa saja, tidak penting dan sangat tidak penting sebesar 22,4 persen. Artinya sebagian besar, yakni 7 dari 10 Manajer dan Pengurus, menilai bahwa inovasi dibutuhkan koperasi.

Di waktu mendatang, saya kira diskusi bisa bergerak ke level berikutnya, tak lagi menyoal tentang butuh-tidaknya inovasi, melainkan inovasi yang seperti apa dan bagaimana cara mengembangkannya di Tanah Air.

Pekerjaan rumah bersama kita adalah mengembangkan model-modelnya sehingga bisa dicontoh oleh koperasi mana pun.

Saya pikir kita butuh ruang berbagi-pakai wawasan serta praktik inovasi melalui semacam Festival Inovasi Koperasi sebagai bagian dari Perayaan Hari Koperasi di tahun-tahun mendatang. Paling tidak itu hal baru, selayaknya patut kita coba!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com