Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi Uang Koin di NTT Kecil, Ini Sebabnya

Kompas.com - 09/12/2019, 19:11 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

MANGGARAI BARAT, KOMPAS.com - Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Rut W Eka Trisilowati mengungkapkan peredaran uang tunai di Nusa Tenggara Timur begitu besar.

Pasalnya, banyak masyarakat di sana masih bertransaksi dengan uang tunai.

Namun, penggunaan uang tunai ini oleh masyarakat NTT masih belum diimbangi dengan menjaga kualitasnya. Sehingga, kondisi uang rupiah tak terjaga dengan baik.

"Rata-rata mereka tidak peduli. Ambil-ambil, kemudian remas terus masukin (ke dalam kantong). Kita tidak segan-segan mempromosikan untuk penggunaan uang yang layak edar," kata Eka ditemui saat Pelatihan Wartawan BI di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Senin (9/12/2019).

Baca juga: Survei Visa: 82 Persen Masyarakat Pede Pergi Tanpa Bawa Uang Tunai

Ini termasuk pula dalam penggunaan uang tunai dalam bentuk koin. Eka mengungkapkan, masyarakat NTT paling jarang menyimpan uang koin dalam jumlah yang banyak.

Maka tak heran, transaksi pengembalian uang koin saat berbelanja sangat sulit ditemukan.

"Mereka tidak suka menyimpan banyak koin. Jadi, mereka menganggap uang koin itu bukan uang. Mereka akan tukar dengan permen, seperti itu. Jadi bagaimana upaya BI terus-terusan mengedukasi masyarakat kita (NTT)," ujarnya.

Dalam rangka menjaga kualitas uang beredar, bank sentral memiliki delapan kas titipan yang tersebar di Provinsi NTT. Ke depan, kas titipan juga akan dibuka di Labuan Bajo (Manggarai Barat) sebagai wujud dukungan Bank Indonesia terhadap sektor pariwisata.

"Karena itu kita membuka kas titipan. Nanti ada lagi dibuka di Labuan Bajo, ini yang kesembilan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com