Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Protes Tak Kunjung Usai, Hong Kong Hadapi Ancaman Gelombang PHK

Kompas.com - 10/12/2019, 14:29 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

HONG KONG, KOMPAS.com - Lebih dari 5.600 posisi pekerjaan di sektor ritel dapat hilang dan ribuan gerai dapat tutup dalam waktu enam bulan ke depan.

Ini sejalan dengan aksi protes pro demokrasi di Hong Kong yang tak kunjung usai dan terus mengganggu penjualan ritel selama musim liburan akhir tahun yang seharusnya mendongkrak penjualan.

Dilansir dari Bloomberg, Selasa (10/12/2019), sekitar 30 persen responden dalam survei yang dilakukan Asosiasi Manajemen Ritel Hong Kong menyatakan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan.

Adapun 43 persen responden mengaku tidak bisa melanjutkan operasional dalam enam bulan.

Baca juga: Penjualan Ritel Hong Kong Semakin Terpuruk

"Apabila arus kas tidak membaik dan pemilik lahan tidak membantu, akan ada gelombang PHK dan penutupan bisnis. Ini akan menjadi yang terburuk dalam sejarah," kata Annie Tse, pimpinan asosiasi tersebut dalam jumpa pers.

Hasil survei tersebut dirilis pada Senin (9/12/2019) kemarin. Survei melibatkan 176 pengusaha ritel yang memiliki 4.310 gerai dan 89.700 karyawan.

Aksi demonstrasi anti Beijing yang dimulai sejak Juni 2019 lalu diwarnai aksi damai hingga berujung kekerasan. Demonstran yang disebut radikal telah menutup jaringan transportasi, melakukan aksi vandalisme terhadap perusahaan-perusahaan yang terhubung dengan China, dan menutup universitas.

Ekonomi Hong Kong pun akhirnya terhempas ke jurang resesi dan dampak buruknya berimbas ke sektor ritel, pariwisata, hingga perhotelan.

Baca juga: Trump Tanda Tangani UU soal Hong Kong, Sri Mulyani: Ini Akan Jadi Eskalasi Konflik

Tse mengatakan, bisnis ritel pada bulan Desember tahun ini pun suram. Padahal, biasanya pada periode akhir tahun, kinerja bisnis ritel cemerlang sejalan dengan masa liburan.

Menurut Tse, penjualan ritel pada bulan ini diprediksi mirip dengan rekor terendah pada Oktober 2019 lalu atau bahkan lebih buruk.

"Kami juga tidak merasa positif dengan situasi pada Januari (2020). Kami semua berusaha bertahan. Kami berperang dengan waktu," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com