"Hubungannya dengan e-commerce, pihak desa bisa menggunakan (dana desa) untuk membangun semacam platform e-commerce yang juga menjual produk-produk agriculture atau produk yang menjadi unggulan desa tersebut," tambahnya.
Di sisi lain memang ada banyak desa digital di Indonesia baik yang diinisiasi oleh Kominfo ataupun Telkom. Namun, itu kurang maksimal karena pada kenyataannya program berhenti di tengah.
"Tapi itu juga banyak yang berhenti di tengah jalan karena evaluasinya kurang baik dan kolaborasinya juga kurang membantu," kata dia.
Ia menyebut, desa digital umumnya mengajarkan masyarakatnya membuka toko online, kemudian diajarkan meletakkan produknya di marketplace, cara mengunggah foto dan beberapa hal sebatas pengenalan.
Baca juga: Erick Thohir Mau Batasi Jatah Direksi BUMN Jadi Komisaris di Anak Usaha
Nantinya semua produk UMKM desa tertintegrasi dari hulur ke hilir layaknya Taobao village. Hal inilah yang perlu diadopsi di Indonesia.
"Di Taobao Village itu memang dari hulu ke hilirnya terintegrasi. Mulai dari produksi sampai pemasaran. Disediakan juga fasilitas khusus dan insentif khusus. Akhirnya membuat pembeli berbelanja di toko-toko tersebut," tegasnya.
Ia menegaskan fokus utama adalah mengembangkan UMKM pedesaan agar produk bisa berkembang dan lebih laku dipasaran.
"Yang jelas masih kurang di kita adalah memasarkannya. Bagaimana membuat produk-produk di desa itu lebih laku. Karena di kita baru sebatas tahap pengenalan," ucapnya.
Baca juga: Profil Tauberes, Cucu Usaha Garuda yang Bikin Geli Erick Thohir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.