Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Kaget, Pertamina Juga Punya Bisnis Cuci Mobil

Kompas.com - 14/12/2019, 12:13 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) tengah jadi perhatian Menteri BUMN Erick Thohir. Perusahaan migas ini memiliki 142 anak dan cucu perusahaan yang jumlahnya paling banyak di antara BUMN lainnya.

Bisnis Pertamina di luar sektor hulu dan hilir migas terbilang kompleks, mulai dari properti, ritel, hingga maskapai penerbangan.

Sejak beberapa tahun belakangan, Pertamina aktif melakukan rebranding, dari perusahaan migas menjadi perusahaan energi.

Salah satu lini bisnis Pertamina yang bisa dikatakan jauh dari core business perusahaan energi yakni pencucian mobil.

Dikutip Kompas.com dari laman resmi salah satu anak usaha Pertamina, PT Pertamina Retail, perseroan mengelola beragam usaha selain bisnis utama mendistribusikan BBM. 

Baca juga: Bersih-bersih BUMN, Erick Thohir Temukan 142 Anak Cucu Pertamina

Karena permintaan jasa pembersihan kendaraan yang relatif tinggi, konsep usaha cuci mobil dipandang sebagai salah satu upaya memaksimalkan ruang di lahan SPBU-SPBU yang dikelola langsung PT Pertamina Retail.

Cuci mobil yang dikelola Pertamina mengusung brand Bright Wash. Tempat cuci mobil ini tersebar di beberapa SPBU COCO (Company Owned Company Operated).

Selain cucian mobil, ruang kosong dimaksimalkan PT Pertamina Retail dengan membangun jaringan minimarket Bright hingga penggantian oli mobil lewat bendera Bright Oli Mart.

Keberadaan usaha-usaha pelengkap di area SPBU Pertamina ini mulai digalakkan sejak Direktur Marketing Pertamina dijabat Ahmad Bambang.

Sejumlah SPBU Pasti Pas di-rebranding menjadi SPBU Pasti Prima dengan ciri khas warna kombinasi hijau, biru, dan merah.

Baca juga: 8 Bisnis Pertamina di Luar Migas, dari Minimarket sampai Jualan AC

Konsep SPBU Prima membuat pelanggan tak hanya merasa seperti mengisi BBM, tetapi juga bisa menikmati berbagai layanan lebih, seperti menikmati makanan cepat saji, bersantai, hingga berbelanja kebutuhan pokok.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir baru-baru ini mengaku mendapati fakta bahwa PT Pertamina (Persero) memiliki 142 anak dan cucu perusahaan.

Hal tersebut terungkap ketika dirinya melakukan rapat bulanan dengan perusahaan minyak dan gas pelat merah tersebut.

"Kemarin saya rapat dengan Pertamina, ternyata ada 142 perusahaan di Pertamina," ujar Erick Thohir ketika ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Pajak di Jakarta, Jumat (14/12/2019).

Erick pun memaparkan, untuk lebih lanjut, dirinya meminta jajaran direksi dan komisaris Pertamina memetakan bisnis dari masing-masing entitas anak perusahaan tersebut.

Selain itu, dirinya juga meminta direksi dan komisaris untuk memeriksa kondisi kesehatan dari masing-masing perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi keberadaan bisnis-bisnis yang justru merugikan perusahaan induk.

Baca juga: Ahok dan Dirut Pertamina Temui Jokowi, Apa yang Dibahas?

"Saya juga enggak mau nanti ternyata seperti saya bicara 142 perusahaan Pertamina hanya oknum-oknum yang akhirnya menggerogoti Pertamina. Nah, ini yang saya sudah minta laporan daripada direktur utama dan komisaris utama," ujar dia.

Erick berencana akan melebur bisnis-bisnis sampingan yang dimiliki oleh BUMN. Hal tersebut untuk menindaklanjuti temuan mengenai banyaknya BUMN yang memiliki anak dan cucu usaha yang berbeda dari bisnis inti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com