Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aset Garuda Tauberes yang Bikin Erick Thohir Geli Hanya Rp 1,87 Miliar

Kompas.com - 14/12/2019, 17:30 WIB
Muhammad Idris

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anak usaha yang dibentuk PT Garuda Indonesia Tbk (Persero), Tauberes, jadi sorotan belakangan ini. Mendengar namanya saja, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku sampai tak bisa menahan tawa.

"Yang menarik, dan mohon maaf kalau saya menggelitik, ada cucu Garuda namanya PT Garuda Tauberes Indonesia, saya baru tahu," ujar Ercik di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Jumat (13/12/2019).

Tauberes merupakan perusahaan yang berfokus pada usaha digital di bidang logistik. Usahanya mencakup pengiriman paket dan jasa kargo pesawat.

Dikutip dari Laporan Keuangan Konsolidasi yang diterbitkan Garuda Indonesia per 30 September 2019 yang dilihat Kompas.com, aset perusahaan ini hanya 133.939 dollar AS atau sekitar Rp 1,87 miliar (kurs Rp 14.000).

Dibandingkan dengan anak perusahaan lain di Garuda Indonesia, aset Tauberes adalah yang terkecil. Kepemilikan sahamnya sepenuhnya dikendalikan oleh Garuda Indonesia.

Baca juga: Profil Tauberes, Cucu Usaha Garuda yang Bikin Geli Erick Thohir

Eks Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Akshara, menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Garuda Tauberes Indonesia (GTI).

Perusahaan ini didirikan berdasarkan akta No. 4 tanggal 1 April 2019 di Jakarta dengan modal dasar sebesar Rp 8.000.000.000 dan modal ditempatkan sebesar Rp 2.000.000.000.

Sebagai informasi, perusahaan ini baru dirilis pada 11 September 2019, dan diharapkan bisa meningkatkan bisnisnya seiring meningkatkan kebutuhan jasa pengiriman lewat e-commerce.

Dukungan kargo udara pesawat Garuda dan Citilink jelas menjadi modal utama perusahaan ini bersaing dengan perusahaan jasa pengiriman paket yang sudah lebih dulu eksis.

Selain dua fitur kirim paket dan kargo udara, Tauberes juga menyediakan platform berbelanja online. Untuk fitur ketiga ini, Garuda menggandeng e-commerce yang dirintis BUMN lainnya, yakni Blanja.com milik PT Telkom (Persero) dan Sarinah Online besutan PT Sarinah (Persero).

Baca juga: Saat Erick Thohir Geli Garuda Punya Cucu Usaha Bernama Garuda Tauberes

Kantor GTI sendiri masih menumpang di Gedung Garuda Indonesia yang berada di Jalan Gunung Sahari Nomor 52, Jakarta.

Saat peluncurannya pada September 2019, Direktur Utama PT Garuda Tauberes Indonesia Albert Burhan mengatakan, Tauberes akan memiliki tiga fitur utama, yaitu Kirim Paket, Kargo Udara, dan Belanja Online.

“Dengan dilengkapi fitur tracking antar-pulau yang terkoneksi dengan sistem layanan penerbangan, platform Tauberes ini akan memudahkan para pengguna jasa untuk memonitor pergerakan paket kiriman secara real time,” ucap dia.

Melalui aplikasi Tauberes, para pengguna jasa dapat memilih penyedia jasa pengiriman barang yang telah bekerja sama.

Saat ini Garuda mengklaim bahwa J&T Express, Lion Parcel, Aero Express, SAP, dan Si Cepat telah menjadi partner, dan akan diikuti oleh partner yang Iain, dengan pilihan metode pembayaran melalui LinkAja maupun pembayaran tunai.

“Ke depannya, aplikasi ini tidak hanya akan dapat menghubungkan penggemar kuliner nusantara dengan penyedia makanan favorit di berbagai daerah dengan jaminan pengiriman makanan maksimal dalam delapan jam,” ujar Albert.

Baca juga: Ari Askhara Sudah Bikin 5 Anak Usaha di Garuda Selama 2019

Albert mengatakan, aplikasi Tauberes telah tersedia di semua platform mobile device, baik iOS maupun Android, dan dapat digunakan dengan mengeklik "tauberes.in".

Namun, saat Kompas.com mencoba mengecek aplikasinya di gadget Android ataupun iOS, tidak ditemukan aplikasi Tauberes.

Sementara itu, jika dilihat situs resminya yang didominasi hijau muda ternyata masih menggunakan versi beta. Dengan kondisi ini, tampaknya Tauberes memang belum diperkenalkan secara serius oleh Garuda Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com