JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo untuk merevisi aturan larangan penangkapan dan ekspor benih lobster dari Indonesia, menuai kontroversi.
Banyak orang menyayangkan jika larangan ekspor benih lobster yang diberlakukan sejak era Susi Pudjiastuti direvisi.
Menurut Edhy, dengan membebaskan ekspor benih lobster dengan ketetapan aturan, maka akan menurunkan nilai jual dari ekspor ilegal.
Politikus Partai Gerindra ini menyatakan, dengan membuka keran ekspor benih lobster dengan terstruktur akan meningkatkan nilai tambah masyarakat yang hidupnya bergantung pada penjualan benih lobster.
Vietnam sendiri jadi negara tujuan ekspor terbesar benih lobster dari Indonesia. Di sisi lain, negara ini jadi salah satu pengekspor lobster terbesar di dunia bersama Kanada, dimana sebagian benihnya didapat dari laut Indonesia.
Baca juga: Susi Pudjiastuti Setarakan Ekspor Benih Lobster dengan Harga Brompton
Kepala Pusat Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Riyanto Basuki, menjelaskan alasan kenapa Vietnam sangat bergantung pada suplai benih lobster dari Indonesia.
"Lobster terutama dari jenis panulirus sp memang habitat paling cocok di laut daerah tropis, kemudian lautnya berkarang dan berpasir. Kondisi ini yang banyak sekali ditemukan di laut-laut Indonesia," terang Riyanto kepada Kompas.com, Minggu (15/12/2019).
Sementara di Vietnam, meski juga memiliki perairan, kurang banyak memiliki perairan yang ideal jika dibandingkan dengan Indonesia.
Benih lobster di Indonesia juga bukan berasal dari budidaya breeding (pembenihan), melainkan banyak ditangkap nelayan di alam bebas.
Benih-benih dari alam ini yang banyak dibutuhkan bagi petambak-petambak Vietnam untuk dibesarkan sebelum kemudian diekspor.
Baca juga: Syarat Edhy Prabowo soal Wacana Ekspor Benih Lobster....
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.