Di tingkat provinsi, jumlah produksi lobster hidup di Sultra pada 2018 mencapai 41.375 kg senilai Rp 30 miliar. Angka ini turun dibandingkan 2017 yang 53.604 kg senilai Rp 40 miliar.
Sementara itu. Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Martin Hadiwinata mengatakan, pemenuhan bibit lobster memang salah satu masalah utama pengembangan lobster nelayan tradisional. Belum ada program pemenuhan bibit. Pemenuhan bibit diserahkan kepada nelayan dan pasar itu sendiri.
Baca juga: Kenapa Harga Lobster Bisa Sampai Semahal Harley Davidson?
Akibatnya, nelayan sulit mendapat bibit untuk pengembangan skala kecil. Di satu sisi, kawasan timur Indonesia adalah tempat berkembangnya lobster berbagai jenis.
”Pemerintah sebelumnya menutup keran ekspor benih losbter, tetapi tak diimbangi program di daerah untuk pemenuhan bibit. Sekarang ada rumor akan dibuka lagi, tetapi tak punya data kebutuhan bibit dalam negeri dan pemenuhan konsumsi dalam atau luar negeri,” tutur Martin.
Ia mengusulkan pemerintah mendata lengkap kebutuhan bibit dan benih nelayan agar nelayan terbantu.
Baca juga: 5 Bank dengan Bunga Deposito Tertinggi Awal Pekan Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.