Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keuntungan Sindikat Penyelundup Benih Lobster Tak Main-main

Kompas.com - 16/12/2019, 13:38 WIB
Muhammad Idris,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Harga selangit

Ancaman pidana yang ringan seolah tak sebanding dengan keuntungan yang didapat. Harga benih lobster di tingkat nelayan sekitar Rp 20.000 per ekor.

Sementara jenis lobster yang disukai pengepul adalah mutiara dan pasir karena harga jual di luar negeri bisa di atas Rp 200.000 per ekor.

Kawasan pantai di selatan Jawa, seperti Pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Malang, dan Banyuwangi, adalah lokasi perburuan benih lobster.

Menangkap benih lobster sepanjang Januari-April jauh lebih menguntungkan dibandingkan menangkap ikan.

Musim seperti sekarang ini banyak lobster bertelur dan benih baru menetas. Benih-benih itu berada di pinggir pantai sehingga mudah ditangkap dengan risiko kecil.

Baca juga: Dilema Edhy, Larang Ekspor Benih Lobster dan Maraknya Penyelundupan

Modal kerja pun kecil dengan memasang perangkap sederhana dari kertas bekas bungkus semen.

Tahun 2015, WWF Indonesia memublikasikan temuan mereka di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Di sana, tangkapan anakan lobster berukuran 0,5-1,5 cm bisa mencapai 100.000 per bulan yang dijual Rp 15.000 per ekor ke pengepul.

Selanjutnya, anakan lobster itu dikirim ke Singapura, Vietnam, dan China untuk dibesarkan hingga ukuran konsumsi dan dijual mahal.

Di sepanjang pantai selatan Jawa, pengepul membeli rata-rata Rp 20.000 per ekor. Di Singapura, mereka menjual 10 kali lipat lebih tinggi.

Harga lobster pun terus naik. Benih lobster jenis pasir semula Rp 100.000 per ekor pada tahun 2017, naik hingga Rp 130.000 pada awal 2018.

Pertengahan 2018, harganya sudah Rp 150.000. Kenaikan serupa juga terjadi pada jenis mutiara yang sudah Rp 200.000 per ekor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com