"Untuk mengakselerasi industri baterai mobil listrik di Indonesia, larangan ekspor bijih nikel harus terus didukung dengan kebijakan pemerintah yang tepat untuk meningkatkan iklim investasi," kata Enrico.
Pemerintah juga harus menyediakan insentif sehingga investor asing tertarik ikut andil dalam industri hilir di dalam rantai nilai (value chain).
Akan lebih bijak lagi jika insentif yang diberikan dapat memicu investasi kembali (re-investment) sehingga mampu mencegah potensi repatriasi keuntungan investasi.
Jika upaya ini berhasil, efek nilai tambah di masa depan pada neraca perdagangan dan transaksi berjalan akan meningkat signifikan (meski impor mungkin akan meningkat sampai batas tertentu untuk menjaga momentum investasi industri hilir terkait).
"Percepatan larangan ekspor bijih nikel merupakan langkah penting untuk mendukung akselerasi industri hilir dalam negeri," tutur Enrico.
Dalam jangka pendek, dampak negatif ke neraca perdagangan dan transaksi berjalan relatif minim dan masih terkendali.
Namun, jika Indonesia berhasil memonetisasi potensi pasar global baterai mobil listrik, permasalahan defisit transaksi berjalan akan teratasi dalam jangka panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.