Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelemahan Ekonomi Global, Unilever Tak Mampu Capai Target Penjualan

Kompas.com - 18/12/2019, 11:02 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com - Produsen barang konsumer terbesar di dunia, Unilever tak bisa berharap banyak dari perlambatan ekonomi global saat ini, yang diprediksikan akan semakin melambat di tahun 2020.

Unilever, yang memiliki merek-merek produk internasional seperti Dove, Vaseline, Clear, AXE dan banyak lagi yang tersebar di 190 negara, menyebut target penjualan 2019 tidak tercapai.

Melansir CNN Rabu (18/12/2019), Unilever menyebut perlambatan ekonomi yang dialami kawasan Asia Selatan yang merupakan pasar terbesar, membuat bisnis semakin sulit.

Unilever bahkan menyebut perusahaan kehilangan lebih dari 6 persen saham mereka di London Stock Exchange.

"Perlambatan ini terutama terjadi di pedesaan India, yang untuk pertama kalinya tumbuh lebih lambat dari India perkotaan," kata CEO Alan Jope.

Baca juga: Keluarkan Es Krim Seharga Rp 2.000-an, Ini Alasan Unilever

Pasar Asia Selatan yang mencakup India, Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka, dan Nepal seperti diketahui merupakan negara berkembang yang mengalami dampak pelemahan ekonomi global.

Laju pertumbuhan ekonomi telah berkurang setengahnya di India sejak tiga tahun lalu mencapai 9 persen. Perlambatan di bidang manufaktur dan pertanian juga mengakibatkan PHK dan permintaan konsumen berkurang.

Hal tersebut memaksa perusahaan barang konsumsi seperti Unilever memangkas harga di negara itu.

Sementara itu di kawasan Eropa, industri manufaktur juga melambat tajam tahun ini, dengan output yang sangat lemah terjadi di Jerman.

Jope mengatakan, pertumbuhan penjualan pada paruh pertama tahun 2020 diperkirakan berada di kisaran 3 persen sampai 5 persen.

Kesulitan yang dialami oleh Unilever menjadi sorotan, di mana perkiraan penjualan Unilever akan semakin suram dan potensi melemahnya perusahaan bisa berlanjut.

Namun, Jope mengatakan pertumbuhan di India diperkirakan akan membaik pada paruh kedua tahun 2020.

Di sisi lain, ekonom JP Morgan memperingatkan terhadap pertaruhan pada ekonomi global tahun depan yang akan semakin sengit.

"Perkembangan politik merupakan langkah menuju pertumbuhan yang lebih kuat, tetapi rilis ekonomi yang masuk mengingatkan kita bahwa momentum pertumbuhan global masih menurun," kata analis di JP Morgan berdasarkan catatan penelitian dan data manufaktur dan belanja ritel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com