Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Perusahaan Asuransi Besar di Indonesia yang Gagal Bayar

Kompas.com - 19/12/2019, 11:33 WIB
Muhammad Idris,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengalami gagal bayar polis kepada nasabah terkait produk investasi Saving Plan.

Nilainya tak tanggung-tanggung, BUMN asuransi ini menyatakan sudah tak sanggup memenuhi kewajiban pembayaran yang mencapai Rp 12,4 triliun.

Jiwasraya tak sendirian, ada dua perusahaan asuransi besar lain di Indonesia yang menunggak pembayaran kepada nasabahnya. Berikut daftar perusahaan asuransi besar yang gagal bayar:

1. AJB Bumiputera 1912

Bumiputera di usia yang sudah lebih dari seabad terpaksa mengalami kesulitan keuangan.

AJB Bumiputera gagal bayar klaim asuransi kepada nasabahnya karena mismatch antara aset dan kewajiban. Kewajibannya lebih besar dibandingkan asetnya.

Baca juga: Penyelamatan Asuransi Bumiputera, Status Mutual Dihapuskan

Perusahaan asuransi jiwa ini mencatatkan kinerja keuangan negatif Rp 20 triliun per Desember 2018. Di sisi lain di waktu yang sama, asetnya hanya sebesar Rp 10,28 triliun.

Sementara kewajibannya bengkak sebesar Rp 31 triliun. Meski menjual aset sekalipun, nilainya tak cukup untuk menutup kewajibannya.

Kemudian sampai akhir Januari 2018, total klaim jatuh tempo atau outstanding AJB Bumiputera yang belum dibayarkan kepada nasabah sudah menyentuh angka Rp 2,7 triliun.

Bahkan di Jawa Barat saja, ada 19.000 nasabah AJB Bumiputera yang belum dibayarkan klaimnya. Sementara jumlah premi yang masuk, bukan digunakan untuk membayar klaim tetapi gaji karyawan dan biaya operasional perusahaan.

Sebagai informasi, Bumiputera merupakan satu-satunya perusahaan berbentuk mutual di Indonesia. Oleh karena status itu, pemegang polis Bumiputera sekaligus bertindak sebagai pemilik perusahaan.

Baca juga: Keuangan AJB Bumiputera Negatif Rp 20 Triliun, Ini Kata OJK

2. Bakrie Life

Bakrie Life kesulitan keuangan akibat kesalahan dalam penempatan investasi. Perusahaan asuransi milik Grup Bakrie ini terlalu agresif menggelontorkan dana nasabah di pasar modal.

Malang tak dapat terhindarkan, kondisi keuangan global pada 2018 yang bergejolak membuat protofolio di dalam negeri ikut rontok.

Imbasnya, Bakrie Life harus menanggung defisit karena jatuhnya nilai investasi mereka di pasar modal. Manajemen Bakrie Life sendiri telah menjanjikan pembayaran ganti rugi secara bertahap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com