Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Udang: Bibit Lobster dari RI Jelas Diselundupkan ke Vietnam

Kompas.com - 19/12/2019, 13:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berencana membuka keran ekspor benih lobster.

Salah satu alasannya karena petani lobster butuh makan sembari menunggu budidaya masif di dalam negeri.

Maraknya penyelundupan bibit lobster juga menjadi perhatian Edhy untuk membuka keran ekspor benih lobster.

Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Iwan Sutanto yakin, benih-benih lobster yang diselundupkan ke Vietnam adalah dari Indonesia. Pasalnya, wilayah laut Indonesia merupakan ekosistem yang sesuai dengan tumbuh kembang lobster.

"Itu bibit jelas dari Indonesia diselundupkan. Pasti dari Indonesia. Mereka (Vietnam) enggak punya. Lobster itu ada di laut yang berhadapan dengan lautan besar. Tidak ada laut kayak Samudra Hindia, enggak ada di Pantai Timur Sumatra," kata Iwan di Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Baca juga: Soal Benih Lobster, KKP Mengaku Siapkan Opsi Budidaya

Iwan menuturkan, minimnya lobster di Vietnam membuat mereka harus membudidaya.

Sementara di Indonesia, lobster masih banyak ditemukan di laut sehingga petani masih menjadikan budidaya lobster sebagai sambilan.

Hal itu pula yang menyebabkan budidaya antar kedua negara berbeda.

"Ya orang masih cari di laut aja masih gampang kok. Vietnam enggak bisa (kalau tidak budidaya). Kalau mereka santai mati mereka itu. Vietnam kalau enggak budidaya enggak makan (karena minim lobster)," ucap Iwan.

Baca juga: Kenapa Benih Lobster Tak Dibudidaya Saja? Ini Kendalanya Kata KKP

Di sisi lain, harga lobster di beberapa wilayah Indonesia terbilang murah. Seperti di Bengkulu misalnya, lobster ukuran konsumsi dihargai Rp 9.000. Bahkan, di beberapa wilayah harga lobster makin menurun.

"Kami ke Bengkulu cuma Rp 9.000 satu lobster untuk konsumsi. Di Sumbawa tambah enggak ada harganya lagi," ujar Iwan.

Sebetulnya, kata Iwan, budidaya bisa saja berjalan asal harganya menarik dan berkesinambungan. Nelayan Indonesia pun dirasa perlu memanfaatkan banyaknya lobster untuk budidaya.

Tak perlu dari benih, budidaya bisa dilakukan dengan lobster ukuran tanggung untuk permulaan.

"Jadi bukannya susah (budidaya lobster), interest-nya itu. Orang di laut masih banyak. Bahkan enggak usah yang kecil-kecil kalau budidaya, yang tanggung dikoleksi dikumpulin dikasih makan sebentar jadi deh. Enggak mungkin budidaya kayak Vietnam. Terlalu lama itu. Dari netas sampai ukuran besar itu tahunan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com