PT Dok Kodja Bahari menjadi salah satu dari tujuh Badan Usaha Milik Negara yang disoroti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat rapat bersama Komisi Keuangan DPR pada tahun lalu.
Perusahaan ini menerima PMN sebesar Rp 900 miliar. BUMN galangan kapal ini merugi karena beban administrasi dan umum yang terlalu tinggi yakni 58% dari pendapatan.
Sementara untuk kerugiannya, DOK Bahari sebesar 273 miliar di tahun 2018.
Baca juga: Sri Mulyani Dukung Upaya Erick Thohir Bersih-bersih BUMN
PAL Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang industri galangan kapal. Kantor pusat dan industri galangan kapal ini berada di Surabaya.
Berdasarkan catatan yang dirilis Kementerian BUMN, perusahaan ini mengalami rugi pada tahun 2012 sebesar Rp 125 miliar. Kemudian tahun 2013 rugi sebesar Rp 382 miliar.
Perusahaan sempat mencatatkan untung di tahun 2014 sebesar Rp 10 miliar. Namun berikutnya di tahun 2015 perusahaan menderita rugi Rp 187 miliar, dan tahun 2016 sebesar Rp 395 miliar. Sementara di tahun 2018 PAL menderita rugi Rp 304 miliar.
Kerugian perusahaan ini diakibatkan oleh meningkatnya beban lain-lain hingga tiga kali lipat dan kerugian entitas anak perusahaan.
Pada 2011, PT PAL telah menerima suntikan modal PMN dari pemerintah sebesar Rp 313 miliar yang digunakan untuk pengembangan usaha dan modal kerja.
Tahun 2012, perusahaan kembali menerima suntikan modal segar sebesar Rp 600 miliar. Dan tahun 2018 perusahaan juga mendapatkan PMN sebesar Rp 1,5 triliun.
Baca juga: PT PAL Bangun 2 Kapal Perang Jenis KCR dengan Nilai Investasi Rp 1,6 Triliun
PT Sang Hyang Seri (Persero) pada awalnya sebagai Perusahaan Umum (Perum) dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1971 tanggal 5 Mei 1971 yang bergerak di sektor pertanian.
Usaha intinya yakni produksi dan pemasaran benih. Pada tahun 2018, perusahaan ini mencatatkan rugi sebesar Rp 183 miliar.
Perusahaan ini tercatat menerima penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 400 miliar pada 2015.
Kerugian perusahaan diakibatkan karena masalah bisnis yang tak efisien, beban bunga, dan perubahan kebijakan pemerintah dalam hal pengadaan benih.
Baca juga: Produksi Benih Turun, Wapres Jusuf Kalla Tegur Dirut Sang Hyang Seri
Pertani didirikan sejak tahun 1959 sebagai perusahaan yang fokus pada sektor pertanian. Perusahan bergerak di bidang agribisnis yang memproduksi, mengadakan, serta memasarkan sarana produksi dan komoditi pertanian.
Sebagaimana yang terjadi pada Sang Hyang Seri, kerugian perusahaan diakibatkan karena masalah bisnis yang tak efisien, beban bunga, dan perubahan kebijakan pemerintah dalam hal pengadaan benih.