Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Jokowi, Perputaran Uang dari Burung Kicau Tembus Rp 1,7 Triliun

Kompas.com - 22/12/2019, 18:30 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hobi burung kicau tak pernah surut, bahkan semakin populer dari tahun ke tahun. Dari tahun ke tahun, kompetisi burung kicau bahkan semakin banyak di sejumlah daerah di Indonesia.

Padahal, harga beberapa jenis burung kicau bisa dikatakan tidak murah, bahkan ada yang mencapai ratusan juta.

Seperti diberitakan Harian Kompas 12 Maret 2018, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai menyebut, kalau hobi burung ini rupanya berkontribusi cukup besar bagi ekonomi Indonesia.

"Indonesia ini memiliki burung spesies burung yang sangat banyak, sangat banyak sekali. Dari informasi yang saya dapat, ada 1600 spesies burung di Indonesia," kata Jokowi di Kompetisi Kicau di Kebun Raya Bogor.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan, perputaran uang dari para pehobi burung di Indonesia ini luar biasa besar.

"Kedua kaitannya dengan ekonomi Indonesia, dengan penangkaran burung juga roda ekonomi, terutama ekonomi kerakyatan tumbuh," ucap Jokowi.

"(Menggerakkan ekonomi dari) pembuatan sangkar burung, makanan burung, semua jadi berkembang. Hitungan perputaran uangnya Rp 1,7 triliun," tambahnya.

Baca juga: Jokowi Pernah Tawar Burung Kicau Rp 600 Juta, Oleh Pemiliknya Ditolak!

Burung jadi investasi

Wakil Ketua Umum Komunitas Kicau Mania, Giri Prakosa, mengungkapkan banyak penghobi burung, rela merogoh duit ratusan juta demi membeli burung kicau yang diicarnya.

Bahkan, lanjut Giri, seorang pehobi burung kicaun yang berpengalaman yang beruntung menemukan 'bakat terpendam' seekor burung kicau, bisa menjadikannya sebagai sumber uang yang besar.

"Jangan salah, banyak pehobi yang berani bayar mahal, karena dia yakin burung yang dibelinya bisa menghasilkan uang lebih banyak lagi. Pelihara burung sudah jadi semacam investasi," kata Giri.

Ibarat audisi pencarian bakat, banyak pehobi burung memang sengaja berburu burung-burung kicau dari berbagai daerah di Indonesia.

Mereka rela mendatangi kota-kota di seluruh Indonesia demi mencari burung kicau yang sesuai. Apalagi, saat ini, sudah banyak event perlombaan burung kicau di sejumlah provinsi.

Baca juga: Kenapa Harga Burung Kicau di Indonesia Bisa Sampai Ratusan Juta?

"Ada pehobi yang sudah berpengalaman sekali, yang tahu soal kualitas burung kicau. Dia beli mahal, sudah perhitungkan kalau burung yang diincarnya itu benar-benar layak (kicauannya)," ujar Giri.

"Dia perhitungkan berapa banyak peluang apakah ini burung kalau diikutkan kompetisi bisa menang lomba. Apakah bisa balik modal kalau dilombakan," tambahnya.

Dia mengasumsikan, rata-rata hadiah yang diterima juara pertama kompetisi kicau adalah 45 persen dari total dana yang terkumpul sebagai biaya pendaftaran.

"Jadi anggap saja di level kompetisi nasional kalau peserta lombanya 36 orang, harga tiket lombanya sampai Rp 10 juta, jumlah hadiahnya berarti Rp 162 juta. Kalau bisa menang sekali saja, sudah balik modal," ucapnya.

Sementara itu, harga tiket pendaftaran kompetisi kicau level daerah berkisar mulai dari Rp 500.000.

Baca juga: Jadi Sumber Duit, Pelihara Burung Kicau Sudah Dianggap Investasi

Investasi menjanjikan burung kicau, sambung Giri, tak cuma berasal dari hadiah lomba. Burung-burung yang memiliki suara kicauan apik juga jadi primadona untuk jadi indukan.

"Sekarang banyak burung kicau peliharaan berasal dari penangkaran. Burung itu ditangkarkan, anaknya bisa dijual lagi. Itu kan jadi duit lagi," kata Giri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com