JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku geram pembangunan kilang minyak yang sudah diwacanakannya sejak 2014 atau awal periode pertamanya tak juga kunjung selesai.
Dalam beberapa kesempatan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menuding ada mafia migas yang menghambat pembangunan kilang di Indonesia.
Jokowi menyebut ada pihak-pihak yang hobi impor migas dan mengeruk untung besar. Tingginya impor membelit keuangan negara yang membuat defisit neraca perdagangan migas.
Tekad untuk memberantas mafia migas yang dituding sebagai penyebab defisitnya neraca perdagangan Indonesia, sudah berulang kali disampaikan Jokowi.
"Lah ini yang seneng impor, bukan saya cari. Sudah ketemu siapa yang seneng impor. Sudah ngerti saya," kata Jokowi saat Musyawarah RPJMN 2020-2014 di Istana Negara, Senin (16/12/2019) lalu.
Baca juga: Masih Ingat Janji Jokowi Bangun 5 Kilang Minyak?
Mafia migas tuding Jokowi, bermain di banyak sektor demi mengeruk keuntungan dari impor BBM.
Dia mencontohkan, mafia migas ikut berperan menghambat pengolahan batu bara yang melimpah di Indonesia menjadi gas, sehingga negara ini terpaksa terus bergantung pada impor migas.
"Saya ingatkan bolak-balik, kamu hati-hati. Saya ikuti kamu, jangan halangi orang ingin membikin batu bara jadi gas gara-gara kamu senang impor gas," kata Jokowi.
Ia menyebutkan, pihak yang suka impor itu pernah mengungkapkan kekhawatiran apabila Indonesia telah berhasil memproduksi gas sendiri.
"Kalau ini bisa dibikin, sudah enggak ada impor gas lagi, saya kerja apa, Pak?' Ya terserah kamu. Kamu sudah lama menikmati ini," ujar Jokowi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan