Ada hal yang menarik pada harga saham-saham IPO mulai dari 2018 sampai 2019.
Saham-saham yang IPO di tahun 2018 dan kemudian disimpan hingga tahun 2019 juga banyak "memakan korban".
Bahkan per tanggal 13 Desember 2019 sudah ada 23 saham yang harganya sudah turun di bawah harga IPO.
Hanya harga saham URBN, SAPX, LAND, POLL, RISE, MAPA, BTPS, dan INPS end year to end year nya cukup stabil atau naik selama 2 tahun terakhir semenjak IPO.
Saham IPO 2019
Ada hal yang menarik pada harga saham-saham IPO di tahun 2019.
Ada 24 saham dari 52 saham IPO tahun 2019 yang sudah terkoreksi di akhir tahun 2019.
14 dari 24 saham tersebut sudah mengalami penurunan harga lebih rendah daripada harga IPO nya mula-mula.
Saham IPO cenderung naik puluhan persen pada hari pertama, namun cenderung mudah turun pada hari-hari selanjutnya.
Contoh, untuk saham harga Rp 500 naik menjadi harga Rp 1.000, maka terjadi kenaikan 100 persen.
Sedangkan untuk saham harga Rp 1.000 turun menjadi Rp 500, maka terjadi penurunan 50 persen.
Harga saham yang naik lebih terasa euforia-nya dibandingkan harga saham ketika turun.
Walaupun dalam contoh kasus ini harga saham kembali menjadi Rp 500 atau turun 50 persen dari harga saham sebelumnya yaitu Rp 1.000, namun kerugiannya akan terasa luar biasa.
Saham yang IPO di hari pertama tahun 2017, banyak yang mengalami penurunan di tahun tersebut.
Sebagai contoh, saham TOPS (Totalindo Eka Persada) sudah mengalami penurunan harga di hari pertama IPO, sempat diperjuabelikan pada harga Rp 464 dan mengalami penurunan harga hingga Rp 446.
Saham ANDI pada tahun 2018 juga mengalami penurunan di bawah harga IPO nya. Saham ANDI IPO pada harga Rp200 dan kini harganya Rp50.
Kembali kepada konsep utama
Apabila harga saham perusahaan IPO naik pada hari pertama perdagangan dengan asumsi banyak peminatnya, tapi dalam jangka waktu yang relatif pendek (2017-2019) justru cenderung turun.