Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ryan Filbert

Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Penerima Penghargaan Tokoh Inspiratif Pasar Modal oleh Presiden Joko Widodo

Beli Saham IPO Selalu Untung? Cek Faktanya

Kompas.com - 25/12/2019, 06:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LISTING  atau dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO) adalah pencatatan saham perdana perusahaan di bursa efek.

Dengan demikian saham perusahaan yang bersangkutan diperjualbelikan di pasar saham, dalam hal ini di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai dari jam 9.00-16.00 WIB.

Ada fenomena yang menyatakan bahwa saham perusahaan IPO "pasti naik". Anggapan itu karena umumnya saham perusahaan tersebut bagus untuk diinvestasikan dan peminatnya tinggi.

Mari kita lihat.

Apakah ada berita bagus pada saham IPO?

Data historis saham IPO:

1. Tahun 2017 ada 37 saham IPO, dan ada dua saham yang turun di hari pertama perdagangannya, yaitu CARS dan PPRE.

2. Tahun 2018 ada 58 saham IPO, dan ada tiga saham yang turun di hari pertama perdagangannya, yaitu HEAL, MDKE, dan CAKK.

3. Tahun 2019 (sampai dengan 10 Desember 2019) ada 52 saham IPO, dan ada tiga saham yang turun di hari pertama perdagangannya, yaitu CCSI, IPTV, dan BAPI.

Rata-rata kenaikan seluruh saham IPO di hari pertama dari tahun 2017-2019 adalah 46 persen.

Apa kabarnya harga saham-saham tersebut seiring berjalan waktu dari tahun ke tahun?

Saham IPO 2017-2019

Ada hal yang menarik pada harga saham-saham IPO mulai dari 2017 sampai 2019.
Menariknya adalah saham-saham IPO tersebut banyak "memakan korban".

Bahkan per tanggal 13 Desember 2019 sudah ada 13 saham yang harganya sudah turun di bawah harga IPO.

Hanya harga saham NASA, BELL, dan HOKI yang end year to end year nya cukup stabil atau naik selama 3 tahun terakhir semenjak IPO.

Saham IPO 2018-2019

Ada hal yang menarik pada harga saham-saham IPO mulai dari 2018 sampai 2019.
Saham-saham yang IPO di tahun 2018 dan kemudian disimpan hingga tahun 2019 juga banyak "memakan korban".

Bahkan per tanggal 13 Desember 2019 sudah ada 23 saham yang harganya sudah turun di bawah harga IPO.

Hanya harga saham URBN, SAPX, LAND, POLL, RISE, MAPA, BTPS, dan INPS end year to end year nya cukup stabil atau naik selama 2 tahun terakhir semenjak IPO.

Saham IPO 2019

Ada hal yang menarik pada harga saham-saham IPO di tahun 2019.

Ada 24 saham dari 52 saham IPO tahun 2019 yang sudah terkoreksi di akhir tahun 2019.
14 dari 24 saham tersebut sudah mengalami penurunan harga lebih rendah daripada harga IPO nya mula-mula.

Saham IPO cenderung naik puluhan persen pada hari pertama, namun cenderung mudah turun pada hari-hari selanjutnya.

Contoh, untuk saham harga Rp 500 naik menjadi harga Rp 1.000, maka terjadi kenaikan 100 persen.
Sedangkan untuk saham harga Rp 1.000 turun menjadi Rp 500, maka terjadi penurunan 50 persen.

Harga saham yang naik lebih terasa euforia-nya dibandingkan harga saham ketika turun.

Walaupun dalam contoh kasus ini harga saham kembali menjadi Rp 500 atau turun 50 persen dari harga saham sebelumnya yaitu Rp 1.000, namun kerugiannya akan terasa luar biasa.

Saham yang IPO di hari pertama tahun 2017, banyak yang mengalami penurunan di tahun tersebut.

Sebagai contoh, saham TOPS (Totalindo Eka Persada) sudah mengalami penurunan harga di hari pertama IPO, sempat diperjuabelikan pada harga Rp 464 dan mengalami penurunan harga hingga Rp 446.

Saham ANDI pada tahun 2018 juga mengalami penurunan di bawah harga IPO nya. Saham ANDI IPO pada harga Rp200 dan kini harganya Rp50.

Kembali kepada konsep utama

Apabila harga saham perusahaan IPO naik pada hari pertama perdagangan dengan asumsi banyak peminatnya, tapi dalam jangka waktu yang relatif pendek (2017-2019) justru cenderung turun.

Anda mungkin berpendapat bahwa IHSG juga sedang turun sehingga saham-saham IPO tersebut menjadi "korban" penurunan harga.

Jika IHSG turun 0,24-2,7 persen, saham-saham IPO justru turun hingga puluhan persen.
Maka ada kemungkinan saham IPO bukan menjadi "korban" dari IHSG, melainkan saham IPO yang mungkin menghambat pergerakan IHSG untuk naik.

Delisting

Setiap tahun di Bursa Efek Indonesia selalu ada saham yang delisting.

Delisting bisa diakibatkan banyak hal, salah satu penyebab yang paling buruk adalah delisting akibat kinerja yang buruk/pailit.

Penyebab delisting lainnya adalah adanya proses merger dua perusahaan sehingga lebih kuat.
Contohnya pada tahun 2017 CTRP dan CTRS menjadi CTRA.

Hal yang merepotkan dari proses delisting adalah menjadi shareholder dari perusahaan tertutup. Dalam proses jual beli saham menjadi lebih sulit karena proses jual belinya berubah manual dan tidak mudah dikendalikan.

Jangan membeli saham berdasarkan emosi, tetapi gunakan ilmu edukasi atau pengetahuan yang mencukupi, sehingga Anda bisa memperoleh saham yang berkualitas.

Bagi Anda yang ingin mempelajari sumber data olahannya silahkan akses pada link sebagai berikut : http://bit.ly/ipopastiuntungpret

Demikian sharing dari saya.
Salam investasi untuk Indonesia !!

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com