JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta, proses transisi alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pasific Indonesia ke PT Pertamina (Persero) bisa diselesaikan di 2020.
Jika hal tersebut terealisasi, maka diyakini akan mempercepat pelaksanaan proses pengeboran minyak dan gas bumi di blok yang terletak di Provinsi Riau tersebut.
Arifin menjelaskan, progres alih kelola antara kedua belah pihak terus berjalan.
Baca juga: Luhut: Tak Ada Pengurangan Buruh Lokal di Blok Rokan
“Kami sudah minta Pertamina proaktif kemudian Chevron bisa membuka pintu, sudah. Tiap minggu Chevron sudah lapor kemudian kami pertemukan dengan Pertamina," ujar Arifin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/12/2019).
Arifin mengatakan, percepatan alih kelola dimaksudkan guna mempertahankan tingkat produksi Blok Rokan saat jatuh tempo alih kelola di 2021 nanti.
Dia pun segera meminta kepada Pertamina menyiapkan dana untuk investasi pengeboran.
“Pertamina sudah menyiapkan, karena ini Pertamina harus segera melaksanakan 20 poin pengeboran untuk bisa mempertahankan dari 72 target, ya paling tidak 20 itu bisa dilakukan," kata Arifin.
Baca juga: Ini PR Bos Baru PLN Menurut Menteri ESDM
Kendati demikian, Arifin mengakui masih terdapat beberapa persoalan administrasi dan persoalan penting lainnya antar kedua belah pihak yang bersifat Business to Business (B to B).
"Memang ada beberapa hal yang terkait regulasi dan juga kontrak administratif yang harus diselesaikan. Tapi tahun depan harus selesai," ucap Arifin.
Di 2019 ini, produksi Blok Rokan mencapai 207.000 barel per hari atau setara dengan 26 persen produksi nasional.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.