“Selama puluhan tahun tinggal di rusun ini, saya tidak pernah merasakan aliran gas bumi terhenti. PGN sangat solutif dan memberikan pelayanan terbaik kepada kami,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Gigih mengatakan, sebagai sub-holding gas dan pionir pemanfaatan gas bumi di Indonesia, PGN terus mendorong percepatan serta perluasan penggunaan gas bumi untuk RT.
"Komitmen PGN adalah terus membantu dan bersama pemerintah memperluas pemanfaatan gas bumi ke berbagai segmen pelanggan, termasuk RT,” tuturnya.
Ia melanjutkan, gas bumi adalah energi yang ramah lingkungan, efisien, kompetitif, dan sumbernya sangat besar di dalam negeri sehingga sangat tepat untuk mewujudkan kedaulatan energi nasional.
Baca juga: Jelang Akhir 2019, PGN Kembali Raih Banyak Penghargaan
Untuk itu dalam rangka membangun jaringan gas rumah tangga (Jargas), PGN akan melakukannya melalui tiga strategi.
Strategi pertama adalah bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui pemanfaatan alokasi dana di APBN.
Kedua, secara internal PGN memiliki program Jargas yang dibiayai secara mandiri oleh perusahaan. Strategi terakhir adalah melibatkan investor dalam pembangunan Jargas.
Di tahun 2020, rencana konstruksi Jargas yang menggunakan APBN akan dibangun di 49 kabupaten/kota sebanyak 266.070 sambungan rumah (SR).
Baca juga: PGN Buka Kesempatan Kerja bagi Penyandang Disabilitas
Sementara itu, yang menggunakan dana mandiri PGN berjumlah 50.000 SR dan dari kerja sama dengan investor sebesar 500.000 SR.
Kini, harga Jargas golongan RT 1 atau Pelanggan Kecil 1 berada di kisaran Rp 4.250 per M3.
Harga ini masih lebih rendah dibandingkan Harga LPG 3 kilogram yang disubsidi, yaitu sekitar Rp 5.000 per M3.