Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UKM Jangan Cuma Sebatas Akik, Keripik, dan Batik!

Kompas.com - 27/12/2019, 09:14 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengeluhkan stigma masyarakat terkait produk UKM yang hanya dikaitkan dengan akik, keripik dan batik.

Menurutnya, UKM bisa lebih dari itu dengan pengingkatan kualitas produk melalui pusat integrasi UKM, di Smesco Jakarta.

"Jangan UKM terus labelnya akik, keripik, batik, enggak masuk ke teknologi. (UKM) harus masuk ke komoditi unggulan dan lain-lain," kata Teten di Smesco Jakarta Selatan, Kamis (26/12/2019). 

Baca juga: Menkop Ungkap Strategi Dorong Ekspor Produk UKM

Teten mengatakan labeling tersebut bisa menghambat pertumbuhan UKM di Indonesia. Maka dari itu, Kemenkop mendukung industri UKM memiliki komoditi unggul melalui fasilitas pembelajaran yang kini sedang dikembangkan di Smesco Jakarta.

"Jadi ini ke depan nanti infrastrukturnya, sistemnya, pembiayaan, daya dukung untuk pengembangan usaha kita siapkan," ungkap Teten.

Teten menyebut, pemerintah hadir untuk mendukung pengembangan UKM dengan produk unggul.

"Karena UKM enggak mungkin punya mesin sendiri, biaya riset, biaya promosi, apalagi keluar satu-satu. Kan enggak mungkin. Nah di sinilah peran pemerintah menjadi penting. Smesco kita desain untuk menyiapkan UMKM kita, UMKM masa depan yang unggul," ungkapnya.

Baca juga: Teknologi Penting untuk Dongkrak Daya Saing Ekspor UKM

Teten juga menyebut dalam hal permodalan UKM tidak ada masalah. Hal ini mengingat pemerintah akan menaikkan jumlah KUR untuk UKM.

"Dalam segi permodalan sekarang tidak jadi masalah. Untuk yang mikro presiden akan menaikkan program Mekaar dan Umi itu dua kali lipat dari yang sekarang," katanya.

Selain itu, ia menilai kini ada banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di Food and Beverage di Indonesia sehingga produk UKM lebih bervariasi.

"Jadi menurut saya kalau kita sudah desain UMKM produknya unggul, berkualitas, investor juga mau masuk," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com