Menurutnya, salah satu tantangan bagi ekonomi Indonesia ke depannya, masih seputar defisit pada neraca berjalan. Khususnya di saat ini, ketika penanaman modal asing atau Foreign Direct Investment (FDI) belum bisa menutupi atau membiayai dari defisit pada neraca berjalan ini.
Baca juga: Simak 3 Tips Investasi Emas untuk Milenial
Untuk tahun 2020, ia memproyeksikan pemulihan ekonomi Indonesia akan berjalan secara gradual. Ia berharap pemulihan ekonomi terjadi seiring meredanya ketegangan antara AS dan China.
Sementara itu, menurutnya pelonggaran fiskal relatif tidak terlalu agresif, mengingat defisit fiskal dibatasi di bawah 3 persen menyebabkan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi juga relatif terbatas.
Di sisi lain, ia menilai peningkatan daya saing untuk area non komoditas menjadi sangat krusial. Ini sekaligus meningkatkan investasi yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih tinggi lagi.
Baca juga: Mau Seperti Kopi Kenangan, UKM Tak Boleh Hanya Andalkan KUR
"Pesan untuk investor, mari manfaatkan momen akhir tahun untuk melakukan evaluasi investasi, dengan memastikan bahwa investasi yang dimiliki saat ini, sudah sesuai dengan tujuan keuangan yang ingin diraih," jelasnya.
Ia menghimbau, agar investor jangan membiarkan volatilitas jangka pendek mempengaruhi investasi. Karena bila Anda tidak melakukan investasi juga pastinya akan memiliki risiko.
Baca juga: Bos Garuda Sebut Tarif Per Kilometer Pesawat Lebih Murah dari Ojol
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.