Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Evaluasi Investasi di Akhir Tahun, Ini Alasannya

Kompas.com - 27/12/2019, 15:32 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Menurutnya, salah satu tantangan bagi ekonomi Indonesia ke depannya, masih seputar defisit pada neraca berjalan. Khususnya di saat ini, ketika penanaman modal asing atau Foreign Direct Investment (FDI) belum bisa menutupi atau membiayai dari defisit pada neraca berjalan ini.

Baca juga: Simak 3 Tips Investasi Emas untuk Milenial

Untuk tahun 2020, ia memproyeksikan pemulihan ekonomi Indonesia akan berjalan secara gradual. Ia berharap pemulihan ekonomi terjadi seiring meredanya ketegangan antara AS dan China.

Sementara itu, menurutnya pelonggaran fiskal relatif tidak terlalu agresif, mengingat defisit fiskal dibatasi di bawah 3 persen menyebabkan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi juga relatif terbatas.

Di sisi lain, ia menilai peningkatan daya saing untuk area non komoditas menjadi sangat krusial. Ini sekaligus meningkatkan investasi yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih tinggi lagi.

Baca juga: Mau Seperti Kopi Kenangan, UKM Tak Boleh Hanya Andalkan KUR

"Pesan untuk investor, mari manfaatkan momen akhir tahun untuk melakukan evaluasi investasi, dengan memastikan bahwa investasi yang dimiliki saat ini, sudah sesuai dengan tujuan keuangan yang ingin diraih," jelasnya.

Ia menghimbau, agar investor jangan membiarkan volatilitas jangka pendek mempengaruhi investasi. Karena bila Anda tidak melakukan investasi juga pastinya akan memiliki risiko.

Baca juga: Bos Garuda Sebut Tarif Per Kilometer Pesawat Lebih Murah dari Ojol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com