Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Youtuber, Saatnya Kelola Keuangan di Tahun 2020

Kompas.com - 30/12/2019, 16:42 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi seorang Youtuber, identik dengan nominal pendapatan yang lumayan tinggi. Apalagi konten yang disajikan bermanfaat bagi banyak orang.

Akan tetapi, jangan sampai pundi-pundi yang sudah terkumpul susah payah hilang begitu saja, karena manajemen pengelolaan keuangan yang baik.

Lalu apa saja yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan terhadap pendapatan konten Youtube, simak penjelasan berikut.

1. Atur pendapatan setiap bulan

Saat konten Youtube yang diunggah sudah mulai menghasilkan, berpikirlah untuk mengelola keuangan yang diterima. Harus diingat, besarnya pendapatan yang diterima dari konten tidaklah sama setiap bulannya.

Seorang Youtuber, baik itu yang sedang merintis ataupun sudah sukses, tidak akan pernah tahu sampai kapan kesuksesan itu akan diraih dan bertahan.

 

Baca juga: Artis dan Youtuber Pamer Saldo Rekening Dikenai Pajak, Cek Faktanya

Penghasilan dari profesi semacam ini tidak bisa dipastikan, ada kalanya di satu bulan bisa mendapatkan uang yang banyak, namun di bulan berikutnya justru kurang atau tidak ada yang bisa disimpan.

"Dengan penghasilan yang naik turun seperti itu, penting sekali untuk membuat catatan keuangan, untuk mengetahui berapa besar pengeluaran tetap yang harus dikeluarkan setiap bulan," kata Dimas Ardhinugraha, selaku Investment Specialist dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) melalui siaran media, Senin (30/12/2019).

Dimas mengatakan biaya kesehatan dan manfaat lain yang tidak didapatkan layaknya karyawan kantoran juga perlun dipikirkan. 

"Penting bagi seorang Youtuber untuk menyisihkan pendapatan yang diperolehnya setiap bulan. Tantangannya adalah bagaimana menyisihkan dari penghasilan dan kemudian tinggal menyesuaikan besaran jumlahnya," tegas Dimas.

Baca juga: Cerita Bocah 8 Tahun, Sukses Jadi Youtuber dengan Penghasilan Rp 364 Miliar

2. Buat pencatatan keuangan

Dimas mengatakan, idealnya orang mampu menyisihkan minimal 20% persen dari penghasilan yang diterima. Namun saat penghasilan bernilai besar, tidak ada salahnya menambahkan tabungan dari porsi tersebut.

"Dari catatan keuangan yang dibuat, akan mudah terlihat berapa yang bisa kita sisihkan setiap bulannya untuk biaya operasional. Penting juga untuk membuat dana darurat," jelasnya.

3. Pastikan dana simpanan berguna

Setelah Anda menyisihkan penghasilan, ada baiknya dana tersebut kita investasikan juga agar berkembang.

Jadi Anda tidak hanya bersusah payah bekerja mencari uang, tapi Anda juga harus pastikan uang yang Anda sisihkan berkembang dan tidak diam di tabungan.

"Bagi Youtuber yang sewaktu-waktu perlu untuk menggunakan ‘dana jaga-jaga’, baiknya investasikan dananya di instrumen investasi dengan risiko rendah dan juga likuid (bisa dicairkan kapan saja)," jelas Dimas.

Baca juga: Dulu Anak-anak Ingin Jadi Astronot, Sekarang Mau Jadi YouTuber Profesional

Reksa dana pasar uang dapat menjadi pilihan pilihan instrumen investasi yang tepat untuk keperluan ini karena memiliki karakteristik imbal hasil yang kompetitif dengan deposito.

Reksa dana ini juga bisa dicairkan kapan saja karena tidak ada jangka waktu investasi.

Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan seorang youtuber dalam pengelolaan keuangannya. Saat ini sudah banyak anak muda yang terinspirasi menjadi seorang youtuber dengan iming-iming popularitas dan uang yang menjadi daya tariknya.

Namun jika ini tak diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang baik, maka penghasilan besar juga akan sia-sia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com